#Rezim Assad TumbangNUIM HIDAYAT

Runtuhnya Dinasti Al Assad

Peristiwa yang terjadi usai shalat Jumat itu menyisakan anak-anak yang tewas dengan perut terburai, kepala hancur, dan tubuh terkoyak diterjang peluru ganas. Penyerangan terus berlanjut hingga malam hari sehingga menimbulkan lebih banyak korban.

Peristiwa Houla bermula dari kontak tembak antara Tentara Pembebasan Suriah (Suriah Free Army) dengan milisi tentara loyalis Bashar Assad di kota itu. Kontak tembak itu kemudian berujung dengan aksi sweeping yang dilakukan tentara dan milisi loyalis pemerintah ke rumah-rumah warga. Anak-anak dan wanita juga menjadi sasaran pembunuhan. Kekejaman ini mendapat kecaman luas dunia internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Meski begitu, perwakilan pemerintah Suriah di PBB justru menuding bahwa apa yang terjadi di Suriah dilakukan oleh kelompok teroris yang kejam dan biadab, bukan dilakukan oleh aparat pemerintah.

“Pemerintah Suriah, rakyat Suriah, terganggu dengan kejahatan teroris yang tak bisa dibenarkan dan kejam ini,” ujar Bashar Ja’fari, wakil Suriah di PBB, dalam pernyataan yang disampaikan di Markas PBB New York, AS.

Seperti cuci tangan dengan kekejaman yang dilakukannya, rezim Bashar al Assad justru melemparkan tuduhan itu pada kelompok yang mereka sebut ‘teroris.’ Padahal aksi biadab yang dilakukan dengan membunuh anak-anak dan Wanita, dengan menusuk dan menyayat-yayat anggota tubuh, seringkali dilakukan oleh milisi Shabiha yang merupakan kepanjangan rezim dalam meneror rakyat.

Krisis Suriah itu tidak terlepas dari gejala Arab Spring yang bertiup di dunia Arab. Awal mula gejolak konflik Suriah ini berasal dari suatu protes atas penangkapan beberapa pelajar di kecil Dara’a. Maret 2011, para pelajar berumur 9-15 tahun menulis slogan anti pemerintah di dinding-dinding kota. Para remaja itu terinspirasi oleh pergolakan di Tunisia hingga menyebabkan Presiden Zainal Abidin bin Ali turun tahta pada 14 Januari 2011. Juga gejolak itu melanda Mesir hingga Presiden Hosni Mubarok terguling di Mesir pada 1 Februari 2011.

Sekelompok remaja itu menuliskan grafiti di dinding kora Dara’a diantaranya bertuliskan: “Sebentar lagi giliran Anda Dokter…” Maksudnya ditujukan kepada Presiden Bashar al Assad, seorang dokter spesialis mata yang sejak 2000 mewarisi kekuasaan ayahnya (yang telah berkuasa 30 tahun).

Pada 29 April 2011, terjadi sebuah demonstrasi besar menuntut ‘kebebasan dan keadilan” yang dilakukan oleh ratusan orang di Dara’a. Aparat bersenjata menyerang demonstrasi itu dan menangkap 51 orang. Diantara yang ditangkap adalah anak lelaki berusia 13 tahun bernama Hamzah al Khatib.

Orang tua Hamzah al Khatib meminta apparat melepaskan anaknya. Permintaan itu ditolak. Beberapa hari kemudian anak itu dikembalikan kepada orangtuanya dalam keadaan sudah menjadi jenazah. Tubuhnya dipenuhi bekas-bekas siksaan.

Pembunuhan terhadap Hamzah memicu gelombang demonstrasi yang lebih besar di Dara’a. Sebuah Gerakan rakyat yang kemudian dijawab tentara rezim dengan penembakan, pembunuhan, penangkapan dan penyiksaan yang berskala lebih luas. Aparat rezim Bashar al Assad menanggap cara-cara kekerasan dan kebrutalan itu efektif untuk menebar ketakutan di kalangan rakyat. Perkiraan mereka meleset.

Tindakan tersebut tidak menghentikan pertikaian, namun justru berujung pada permasalahan yang pelik dan meluas dari Dara’a ke kota-kota pinggiran Lattakia dan Banyas di Pantai Mediterania, Homs, Hama, ar Rasta serta Deir Zor.

Tiga pekan pertama sebagian besar warga tidak diberi akses Listrik dan air minum oleh rezim yang berkuasa. Selama enam pekan shalat Jumat ditiadakan di seluruh masjid di kota itu. Penangkapan, penyiksaan dan pembunuhan diberlakukan kepada siapa saja yang menunjukkan tanda-tanda mengkritisi rezim yang sedang murka. Tank-tank berpatroli di dalam kota seakan-akan perang. Aparat-aparat intelijen mengepung masjid-masjid menjelang waktu shalat Jumat, memeriksa KTP setiap orang. Mereka yang alamatnya tidak berasal dari dekat masjid, diusir dan diperintahkan shalat Jumat di masjid dekat rumahnya.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button