Saat Pandemi Konsumsi Bubble Tea tak Dianjurkan, Mengapa?
“Kalau terus-terusan konsumsi boba bisa picu diabetes. Sampai sekarang menjadi permaslahan juga pada saat pandemi menjadi komorbid, penyakIt penyerta kematian pada Covid-19. Itu dimulai dari lifestyle sepele dari minum boba,” tandas Stephanie.
Stephanie menambahkan, boba juga mempercepat karies gigi pada anak-anak. Jika tidak dibersihkan akan menyebabkan gigi berlubang di sana-sini. Boba memicu peningkatan bakteri patogen di rongga mulut yang mempercepat gigi berlubang.
“Paling tidak enam bulan sekali ke dokter gigi, dibersihkan karang-karangnya. Boba meningkatkan bakteri patogen dan membuat gigi kita cepat berlubang. Resiko gigi berlubang semakin besar, kalau kita sering minum boba,” katanya.
Ketua Bidang Perempuan DPN Partai Gelora Indonesia Ratih Sanggarwati mengaku gembira banyaknya pelaku UMKM yang menjual minuman bubble tea dengan berbagai varian. Hal ini tentu saja menunjukkan ekonomi masyarakat tumbuh.
“Namun, di sisi lain ada dampak negatif yang tidak boleh diabaikan oleh kaum perempuan, tetap kita harus menyikapi secara bijaksana,” kata Ratih
Ratih menegaskan, minuman bubble tea ternyata tidak hanya digemari oleh anak-anak saja, tetapi juga para orang tuanya. Padahal orang tua seharusnya yang memberikan edukasi kepada anak-anaknya agar tidak sering mengonsumsi bubble tea, tidak baik untuk kesehatan gigi dan lainnya.
“Boba ini tidak hanya ‘digandrungi’ anak-anak, tapi juga para orang tua. Berdasarkan data Grab Food pada 2019 saja terjadi peningkatan 8.500 persen merek bubble tea yang ada dibandingkan tahun 2018. Ini tentunya hal positif yang menggembirakan, tapi tetap ada dampak negatif yang perlu diwaspadai,” pungkas Ratih. []