Saat Tidur Tiba-Tiba Kram Otot, Ini Penyebabnya
“Selama tidur REM, hipotesisnya bahwa kita memiliki tonus otot yang rendah (ketegangan pada otot saat istirahat) dan selama fase transisi ke tidur non-REM, peningkatan tonus otot secara tiba-tiba dapat mengakibatkan kram otot,” kata Poon.
Ia juga menambahkan, usia tampaknya berpengaruh, karena orang yang lebih tua cenderung memiliki gangguan yang berkaitan dengan sistem saraf dan metabolisme, dan lebih mungkin mengonsumsi banyak obat, yang semuanya dapat meningkatkan kemungkinan munculnya kram otot.
Sementara itu, Dr. Ang mengatakan, menurut pengamatannya seiring dengan bertambahnya usia massa otot sering kali menurun dan kemampuan otot untuk merespons sinyal saraf juga menurun.
“Selain itu, orang dewasa yang lebih tua sering kali memiliki sirkulasi yang lebih buruk dan mungkin mengalami penurunan fleksibilitas dan tingkat hidrasi, yang semuanya berkontribusi terhadap kram yang lebih sering terjadi,” katanya.
Goh mengatakan bahwa menurut hasil penelitian, tidak ada perawatan khusus yang direkomendasikan untuk mengatasi kram otot.
“Namun, kami biasanya memaksakan peregangan berkelanjutan pada otot yang terkena untuk menghentikan kontraksi yang tidak disengaja. Biasanya, jika kram disebabkan oleh kelelahan, Anda harus menghentikan aktivitas dan beristirahat sejenak,” katanya.
Poon menyarankan peregangan otot yang kram ke arah yang berlawanan. Misalnya, jika betis yang kram memaksa kaki ke posisi jinjit, maka tarik kaki kembali ke posisi jari kaki.
Selain itu, Dr. Ang mengatakan, menggunakan panas dapat membantu mengendurkan otot dan kemudian mengompresnya dengan es secara berkala dapat mengurangi rasa sakit.
Goh mengatakan bahwa mengisi kembali elektrolit tubuh dengan makan pisang untuk memenuhi asupan kalium atau minum minuman isotonik juga dapat membantu.
Meskipun terasa nyeri dan tidak nyaman, Poon mengatakan, kram otot tidak menyebabkan kerusakan pada otot yang terkena dan struktur di sekitarnya.
“Sensasi kaku, nyeri, terbakar, atau bahkan kesemutan setelah kram mereda merupakan akibat dari kurangnya aliran darah ke area tersebut, yang menyebabkan titik pemicu atau simpul pada otot,” kata Goh. []
sumber: ANTARA