Sambut Baik Hari Anti Islamofobia PBB, KISDI Harap Indonesia Menindaklanjutinya
Jakarta (SI Online) – Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI) menyambut baik ditetapkannya Hari Internasional Melawan Islamofobia oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam Sidang Umumnya pada 15 Maret 2022.
Ketua KISDI HM Mursalin mengatakan, keputusan tersebut tepat dikeluarkan disaat tindakan Islamofobia sedang terjadi di berbagai negara.
“Keputusan PBB tersebut mudah-mudahan bisa menjadi upaya untuk mencegah berbagai praktik Islamofobia seperti ujaran kebencian, diskriminasi, intoleran dan kekerasan terhadap Muslim yang justru belakangan ini semakin marak,” kata Mursalin melalui keterangannya di Jakarta, Jumat (18/3/2022).
Selama ini, kata Mursalin, dunia Islam merasa sakit dengan berbagai praktik Islamofobia yang terjadi di banyak negara.
“Kita tahu bagaimana hingga saat ini umat Islam di Palestina masih berjuang menggapai kemerdekaannya, kemudian umat Islam Rohingya di Myanmar yang dizalimi bertahun-tahun, lalu umat Islam Uighur di Cina juga demikian, bahkan di Eropa seperti di Prancis juga terjadi praktik-praktik Islamofobia. Termasuk di India baru-baru ini ada kebijakan Islamofobia yaitu pelarangan jilbab bagi pelajar Muslimah,” jelas Mursalin.
Selain kondisi di luar negeri, tak lupa Mursalin juga menyebutkan kondisi dalam negeri yang juga masih terjadi praktik Islamofobia.
“Kita sangat menyayangkan di negeri mayoritas Muslim masih terus terjadi penistaan terhadap agama khususnya kepada Islam. Selama ini selalu muncul orang-orang yang menistakan agama Islam, melecehkan Al-Qur’an, menghina Nabi Muhammad termasuk mengolok-olok para ulama,” ujar Mursalin.
“Apalagi ada upaya yang terus mengaitkan Islam dengan radikalisme, terorisme, intoleran dan hal-hal negatif lainnya. Padahal fakta sejarah dan ajaran Islam, justru sangat diakui peran dan jasa Islam dan Umat Islam beserta tokoh-tokohnya untuk merdekakan Indonesia, bahkan merawat NKRI hingga saat ini,” tambahnya.
Oleh karena itu, KISDI berharap keputusan PBB tersebut bukan hanya sekadar jargon semata.
“Kita berharap PBB tidak menjadikannya keputusannya itu sebagai sekadar jargon atau macan kertas tapi mendorong agar negara-negara anggota PBB, termasuk Indonesia yang menyetujui keputusan Sidang Umum PBB tersebut dan menghentikan segala praktik Islamofobia,” harapnya.
“Dan Indonesia sebagai negara anggota PBB harus bersikap aktif dalam menyambut dan menindaklanjutinya, serta menjadikannya momentum untuk menghentikan segala bentuk Islamofobia,” pungkas Mursalin.
Baca juga: PBB Tetapkan Hari Anti Islamofobia, HNW Minta Indonesia Menyukseskan
red: adhila