Sarjana Nganggur di Negeri Kaya: Kapitalisme Gagal, Islam Solusinya

Negara juga akan menjamin keterlibatan langsung rakyat dalam aktivitas ekonomi riil. Mekanisme zakat, sedekah, dan baitul mal (perbendaharaan negara) akan diaktifkan untuk membantu modal usaha rakyat. Tidak seperti kapitalisme yang hanya mengandalkan kredit berbunga dari bank, Islam menghapus riba dan menciptakan sistem distribusi kekayaan yang adil.
Khilafah juga akan mengatur pola distribusi lahan pertanian, irigasi, dan sarana produksi agar petani tidak kehilangan pekerjaan. Dalam sejarah, di masa Umar bin Khattab, distribusi tanah dilakukan dengan sangat adil sehingga tidak ada lahan yang terbengkalai dan tidak ada petani yang kehilangan mata pencaharian.
Semua ini bukan teori kosong. Sejarah peradaban Islam membuktikan bahwa negara Islam berhasil menciptakan stabilitas ekonomi dan tingkat kesejahteraan yang tinggi. Tak ada pengangguran massal sebagaimana yang terjadi di negeri-negeri kapitalistik saat ini. Bahkan di masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz, hampir tak ditemukan mustahiq zakat karena seluruh rakyat telah sejahtera.
Berbeda dengan rezim hari ini yang menyerahkan segala urusan kepada mekanisme pasar dan investor asing, negara Khilafah akan menjadikan kedaulatan ekonomi sebagai bagian dari penjagaan terhadap kedaulatan umat.
Saatnya Umat Bangkit dan Sadar
Generasi muda hari ini sedang terjebak dalam lingkaran yang terus berulang: sekolah–kuliah–lulus–menganggur. Mereka dibentuk oleh sistem yang gagal, tapi justru disalahkan ketika sistem itu tidak mampu memberi ruang hidup.
Sudah saatnya kita berhenti menambal sistem yang bolong dari dasarnya. Perlu ada perubahan yang menyeluruh—bukan hanya pada kebijakan, tapi pada sistemnya. Islam, dengan syariahnya yang sempurna, telah menyiapkan sistem alternatif yang terbukti mampu menjawab persoalan umat secara tuntas.[]
Saffanah Ilmi Mursyidah, Mahasiwa dan pemerhati isu-isu umat dan sosial politik Islam. Aktif menulis di berbagai media dakwah.