JEJAK SEJARAH

Sayyid Husein Al-Qadrie dan Penyebaran Islam di Kalimantan Barat

Penulis buku “The World of Islamic Civilization” Gustave Le Bon menyatakan, “kami tidak melihat adanya suatu bangsa yang mempunyai pengaruh yang nyata seperti bangsa Arab” (Patmawati, 2023).

Dalam sejarah Nusantara, para sayyid telah memainkan peran yang luar biasa dalam menyebarkan agama Islam. Mereka menyebar ke penjuru Nusantara untuk memperkenalkan Islam, salah satunya di Kalimantan Barat.

Secara geografis, Kalimantan Barat terletak pada posisi yang sangat strategis. Struktur kepulauannya berada pada zona perdagangan Laut Cina Selatan dan sangat menarik perhatian orang-orang luar seperti, Eropa, China, dan Arab untuk dikunjungi. Dalam konteks sejarah pulau Borneo, kaum muslim Melayu menjadi salah satu yang menerima pengaruh besar atas kedatangan ajaran keagamaan dari luar, seperti Islam.

Dalam perspektif sejarah, pengaruh Islam telah masuk ke pulau Borneo pada pertengahan abad ke-12 atau awal abad ke-13, yang ditandai dengan beberapa kesultanan bercorak Islam, seperti Kesultanan Pontianak yang didirikan oleh Syarif Abdurrahman Al-Qadrie (Ishar, 2016).

Kedatangan Orang Arab di Kalimantan Barat

Menurut Muhammad Hasan Alaydrus, seorang pengajar sejarah di Universitas Emirat Arab. Ia mengatakan bahwa tujuan hijrahnya para syarif atau sayyid Hadramaut adalah menyebarkan dakwah islamiyah, yang dilakukan melalui dua tahap: pertama, hijrah ke India, kemudian kedua dari India ke Asia Tenggara.

Sedangkan menurut Raffles sebagai Letnan Gubernur Inggris 1811-1813 mengatakan, “kebanyakan orang Arab yang ada adalah kaum pedagang tetapi sebagian besar terdiri dari para pendakwah atau ulama”. Migrasi orang Hadramaut ke Indonesia berlangsung selama abad-19 (Fatiyah, 2016).

Selain untuk berdagang, mereka juga melakukan syiar Islam. Dan selama abad ini, proses islamisasi di bagi menjadi tiga tahap: pertama, kedatangan yakni tahap para muballigh dari Hadramaut datang ke wilayah Kalimantan Barat.

Mereka masuk ke Kalimantan Barat melalui Jawa, Brunei, dan Singapura. Kedua, tahap penyebaran. Para muballigh dari Hadramaut selain sebagai pedagang mereja juga berdakwah. Pembukaan lahan selalu menyediakan masjid sebagai pusat peribadatan sekaligus sebagai tempat belajar agama Islam. Ketiga, tahap pelembagaan, puncak kemajuan Islam di sebuah wilayah ditandai dengan lahirnya kerajaan Islam.

Di Kalimantan Barat sendiri, terdapat beberapa kerajaan yang didirkan oleh orang Hadramaut, seperti Kerajaan Kubu yang didirikan oleh Sayyid Idroes bin Abdurrahman Alaydrus dan Sayyid Abdurrahman Al-Qadrie yang mendirikan Kesultanan Pontianak (Patmawati, 2023).

Peran Syarif Husein Al-Qadrie dan Penyebaran Islam di Kalimantan Barat

Dakwah merupakan aktivitas yang penting di dalam Islam. Dengan dakwah, Islam dapat tersebar dan diterima oleh manusia. Dalam kehidupan masyarakat, dakwah berfungsi menata kehidupan yang agamis menuju terwujudnya masyarakat yang harmonis dan bahagia. Dakwah sebagai tugas suci dapat dilakukan melalui media yang beragam, baik secara kultural atau struktural (Fadillah, 2023).

Penyebar Nusantara, termasuk di Kalimantan Barat, seperti Sayyid Husein Al-Qadrie telah melakukan akomodasi yang kuat terhadap tradisi masyarakat setempat. Sayyid Husein Al-Qadrie adalah mufti besar yang ada di Kalimantan Barat.

Riwayat berdirinya kota Pontianak yang didirikan oleh Sayyid Abdurrahman Al-Qadrie pada tanggal 23 Oktober 1771 berawal dari pengembaraan ulama muda dari Hadramaut Sayyid Husein Al-Qadrie.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button