Sebelum Diserang Fisik, Muslimah Hamil di Sidney Juga Pernah Jadi Terget Serangan Rasisme
Sidney (SI Online) – Setelah menjadi korban serangan pria yang Islamofobia, Rana Elasmar menjadi khawatir akan masa depan anak-anak Muslim di Australia.
Sebelumnya Rana yang tengah hamil 38 minggu kepalanya dipukuli berulang kali dan diinjak-injak oleh seorang pria di sebuah kafe di barat Sydney, Australia, pada Rabu (20/11) malam.
Menurut Elasmar, dia pernah menjadi target serangan rasisme sebelumnya, namun insiden yang dialaminya tak pernah menyangkut kontak fisik. Polisi New South Wales mengungkap bahwa pada malam itu, Elasmar yang tengah makan malam bersama teman-temannya di kafe Parramatta tiba-tiba didatangi pelaku, stipe lozina .
Rekaman CCTV memperlihatkan bahwa Lozina sempat berbincang sejenak dengan kelompok Muslimah tersebut sebelum kemudian mencondongkan badannya ke meja lalu memukuli wajah Elasmar. Pria berusia 43 tahun itu tak menghentikan kekejamannya meski Elasmar sudah tersungkur di lantai.
Lozina malah semakin menjadi-jadi. Dia kemudian menginjak-injak kepala Elasmar dan tak berhenti melakukannya hingga petugas keamanan kafe menariknya.
Menurut polisi, Lozina tak mengenal Elasmar serta teman-temannya. Polisi menyelidiki dugaan serangan tersebut berlatar belakang rasisme. Lozina diduga sempat melontarkan komentar tentang Muslim sebelum menganiaya ibu hamil berusia 31 tahun tersebut.
“Investigasi polisi masih dalam tahap awal, tetapi tampaknya ini benar-benar serangan acak dan tidak diprovokasi oleh apapun,” kata inspektur polisi Parramatta, Lucas Sywenkyj, seperti dilansir laman ABC.
Elasmar sempat dilarikan ke Rumah Sakit Westmead setelah insiden tersebut. Ia bersyukur hanya cedera ringan akibat serangan Lozina.
Setelah diperbolehkan keluar rumah sakit, Elasmar berbagi pesan panjang di Facebook. Dia memberi catatan penting tentang “kurangnya kemanusiaan” di balik kasus serangan terhadap dirinya. Dia mengungkapkan bahwa anggota komunitas Muslim familier dengan
kasus-kasus semacam itu.
“Saya terlahir dan dibesarkan di Sydney, Australia. Saya seorang Muslim,” kata Elasmar.
“Saya pernah mengalami serangkaian kekerasan verbal dan ungkapan kebencian dari sesama orang Australia, tapi saya tak pernah mengira serangan fisik seperti ini bisa menimpa saya,” ungkapnya.
Lozina didakwa dengan penyerangan yang menyebabkan orang lain cedera dan merana secara fisik. Dia muncul di Pengadilan Daerah Parramatta pada Kamis untuk mengajukan pembebasan dengan jaminan yang kemudian ditolak oleh hakim.
Executive Officer Muslim Women’s Association Maha Abdo mengungkapkan bahwa organisasinya telah mendatangi kediaman Elasmar untuk memberikan dukungan. Dia juga telah berbincang dengan anggota keluarga Elasmar.
“Dia perlu melewati masa syoknya terlebih dahulu, kini dia dan seluruh anggota keluarganya masih syok,” kata Abdo.
Menurut Abdo, kejadian yang menimpa Elasmar sungguh memprihatinkan. Apalagi, Elasmar mengalami serangan di tempat yang relatif aman, di dalam kafe.
Serangan tersebut terjadi sepekan setelah dilansirnya sebuah studi yang menunjukkan bahwa perempuan berhijab sangat berisiko terkena serangan islamofobia.
“Kami para ibu, istri, anak-anak perempuan…dan kami berhak untuk merasa aman kemanapun kami pergi,” kata Elasmar.
“Saya khawatir dengan lingkungan tempat anak-anak kami bertumbuh kalau masalah ini tidak diatasi,” ujarnya.
sumber: republika.co.id