Sedih, Ibu-ibu Palestina Dilarang Besuk Putra-putranya di Tahanan Israel
Gaza (SI Online) – Seiring bertambahnya usia, seorang ibu di Gaza, Palestina, Fayza Abu Al-Qumboz menjadi lebih takut mati sebelum dia bisa sekali lagi memeluk putranya, Majed, yang telah berada di penjara Israel selama 16 tahun.
Pada 17 April, ketika warga Palestina memperingati Hari Tahanan, Abu al-Qambuz (73), bersama dengan puluhan ibu di Gaza telah ditolak aksesnya ke anak-anak mereka di penjara Israel selama hampir enam tahun. Rasa sedih pun kian membuncah.
Terakhir kali Abu Al-Qambuz mengunjungi putranya, Majed, di penjara Nafha adalah pada tahun 2016. Ibu-ibu lainnya juga mengalami hal yang sama dengan Abu Al-Qambuz.
Pasukan Israel menangkap Majed, dua saudara laki-lakinya, saudara iparnya, serta sekitar 40 anggota keluarga dan tetangganya selama invasi mereka ke lingkungan Al-Shojaeya, sebelah timur Kota Gaza, pada Agustus 2006.
Israel membebaskan sebagian besar dari mereka yang ditangkap pada waktu yang berbeda, tetapi menghukum Majed 19 tahun penjara atas tuduhan menjadi anggota sayap militer Hamas. Ibu Majed mengatakan bahwa dia dapat mengunjungi putranya untuk pertama kali pada tahun 2012, setelah apa yang disebut “pemogokan bermartabat” yang dilakukan para tahanan.
Dia masuk ditemani putrinya, Zina dan putranya Youssef, dan mengingat dengan rasa sakit kunjungan itu.
“Majed terkejut dan tidak percaya bahwa Youssef, yang belum lahir pada saat penangkapannya, dibawa ke penjara di usia enam tahun, sementara perasaannya lebih emosional terhadap Zina, yang terakhir dilihatnya sebagai bayi,” ungkap Ibu Majed, seperti dikutip dari Arab News.
Meskipun lembaga hak asasi manusia telah memperoleh keputusan pengadilan untuk mengizinkan kembali kunjungan ke tahanan setelah mereka dihentikan selama pandemi, keputusan tersebut mengecualikan sekitar 70 tahanan Palestina yang tergabung dalam Hamas dan Jihad Islam.
Selama bertahun-tahun, ibu Majed berpartisipasi dalam kegiatan mingguan di depan markas besar Komite Internasional Palang Merah di Gaza dalam solidaritas dengan para tahanan, tetapi penyakit dan ketidakmampuan untuk berjalan telah mencegahnya untuk berpartisipasi baru-baru ini.
“Saya takut mati sebelum melihat Majed bebas,” katanya. Berbagai lembaga dan organisasi menyelenggarakan acara khusus pada Hari Tahanan untuk mendukung tahanan Palestina di penjara Israel.