NASIONAL

Sekjen MUI Paparkan Tiga Strategi Dakwah Mualaf di Medsos

Jakarta (SI Online) – Ketua Lembaga Dakwah Khusus Majelis Ulama Indonesia (LDK MUI) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Problematika Dakwah Mualaf di Media Sosial” pada Senin, 30 Juni 2025.

Acara sehari yang diikuti puluhan peserta dari berbagai lembaga dan organisasi mualaf, media Islam dan pegiat media sosial itu dilaksanakan di Kantor MUI, Jl. Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat.

Ketua LDK MUI Ustaz Abu Deedat Syihab mengungkapkan, salah satu alasan digelarnya kegiatan ini adalah menyikapi maraknya dakwah melalui media sosial yang dilakukan sejumlah mualaf. Satu sisi aktivitas yang mereka lakukan adalah postif, namun di sisi lain dengan masih terbatasnya pemahaman keislaman yang dimiliki para mualaf, dakwah mereka justru memunculkan persoalan baru.

“Kami gelisah, ada mualaf yang membuat chanel Youtube karena saking semangatnya lalu mengatakan rukun Islam itu kurang satu,” kata Abu Deedat.

Sekretaris Jenderal MUI Buya Amirsyah Tambunan, dalam penyampaian materinya mengungkap strategi dakwah mualaf di media sosial.

Dakwah mualaf di medsos, kata Amirsyah, dapat menjadi cara yang efektif untuk menyebarkan nilai-nilai Islam dan membimbing mualaf dalam perjalanan kehidupannya.

“Media sosial juga memungkinkan akses yang lebih luas dan mudah ke materi dakwah serta memfasilitasi interaksi dan dukungan bagi mualaf,” kata Amirsyah.

Menurut Amirsyah, setidaknya ada tiga strategi yang dapat dilakukan. Pertama, strategi sentimentil (al manhaj al athif), yakni dakwah yang tertuju pada aspek hati, menggerakkan perasaan dan batin para mitra dakwah.

Kedua, lanjut Amirsyah, adalah strategi rasional (al manhaj al aql), yaitu dakwah dengan menggunakan metode yang fokus ada akal pikiran.

Sedangkan strategi ketiga adalah strategi inderawi (al manhaj al hissi) yang dapat disebut juga sebagai strategi eksperimen atau strategi ilmiah.

Selain Amirsyah, materi tentang dakwah mualaf di medsos juga disampaikan Wasekjen MUI Bidang Dakwah Arif Fahruddin, Anggota Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Teten Romli Qomaruddin, dua orang tokoh mualaf Ustaz Syamsul Arifin Nababan dan Ahmad Kainama, serta Pimpinan AFKN Ustaz Fadzlan Garamatan.[]

Artikel Terkait

Back to top button