Selamat Jalan Tuan Presiden
Padahal baru sebagian kecil penerapan Islam yang dilakukan Morsi di awal pemerintahannya. Itupun sudah mengubah pandangan umat akan sejuknya bernaung di bawah Islam. Bayangkan jika seluruh aturan ditegakkan, tentu rahmatan lil alamin bisa segera dirasakan seluruh umat. Hal inilah yang dicegah oleh musuh-musuh Islam. Perjuangan menerapkan syariat secara kaffah, dijegal.
Morsi adalah korban kemunafikan demokrasi. Tokoh terkemuka ikhwanul muslimin ini, terpilih secara demokratis dalam sejarah modern Mesir dengan 51,73% suara pada pemilu 24 Juni 2012. Namun pada 30 Juni 2013 terjadi demonstrasi anti Morsi. Angkatan Bersenjata Mesir turun tangan dan memberi ultimatum pada Morsi dengan dalih atas nama rakyat Mesir.
Tanggal 3 Juli 2013, kekuasaannya diambil alih oleh Abdul Fatah el Sisi, Kolonel Jenderal Angkatan Bersenjata Mesir. Bukti buasnya demokrasi. Selamanya ideologi ini memiliki dua wajah. Sayangnya umat masih saja tertipu dengan tampilan wajah manisnya. Padahal sejatinya tidak akan pernah ada tempat di sana, bagi Islam.
Morsi dipenjara sejak ia dikudeta oleh militer pimpinan As-Sisi pada 3 Juli 2013. Dia dimenangkan suara mayoritas. Melalui jalan demokrasi, mestinya ia berjaya dan layak memegang jabatan tertinggi di negara tersebut, kemudian menerapkan Islam sebagaimana yang diperjuangkan Ikhwanul Muslimin di awal perkara.
Akan tetapi kelompok sekuler di bawah kendali negara-negara Barat, tetap tidak menginginkan Islam tegak. Berbagai cara dilakukan untuk menumbangkan Islam. Morsi adalah korban. Efek domino Arab Spring jatuh menimpa rakyat Mesir dan Presiden yang mereka pilih. Morsi ditahan dengan berbagai tuduhan palsu.
Morsi pasang badan bagi Palestina. Ia berusaha membatalkan perjanjian Camp David. Perjanjian damai Camp David diteken Presiden Mesir terdahulu, Anwar Sadat, dengan Perdana Menteri Israel Menachem Begin pada tahun 1978. Perjanjian itu mengatur agar Israel menarik seluruh pasukan dari Semenanjung Sinai dan membatasi jumlah pasukan Mesir yang bisa dikerahkan ke wilayah tersebut.
Perjanjian damai tersebut merugikan Palestina, sebab menyerukan resolusi konflik Israel-Palestina. Sikap Morsi jelas membuat berang musuh-musuh Islam. Berbagai cara dilakukan untuk membuatnya tumbang. Begitu jabatan presiden lepas darinya, tindakan kekerasan tak beradab terus menyiksanya. Hal yang sama menimpa para aktivis Ikhwanul Muslim, harokah tempatnya dibesarkan.
Morsi akhirnya meregang nyawa di tengah persidangan zalim. Tuduhan tak masuk akal buah dari kebodohan manusia menekannya. Ia meninggal dunia usai menjalani persidangan di pengadilan pada Senin 17 Juni 2019. Demikian laporan televisi pemerintah, seperti dilansir Reuters. Selamat jalan Tuan Presiden.
Telah wafat Mohammed Morsi (1951-2019):
”انا لله وانا اليه راجعون”
“ولاتقولوا لمن يقتل في سبيل الله أموات بل أحياء ولكن لا تشعرون”
.
Selamat jalan wahai yang merdeka di balik jeruji. Selamat jalan wahai yang merdeka meski terikat belenggu. Selamat jalan wahai yang selalu menautkan diri pada Ilahi. Selamat jalan wahai yang takkan dibahayakan oleh segala tipu daya hamba. Selamat jalan wahai yang dijemput malaikat meninggalkan majelis penzaliman. Selamat jalan wahai yang pergi pada Rabb yang Maha Berkeadilan (@salimafillah).
Lulu Nugroho
Penulis Muslimah dari Cirebon