Semangat Mengkaji Al-Qur’an di Kuttab Raudhah Nabawiyah

Bogor (SI Online) – Di tengah kehidupan modern yang kerap menjauhkan manusia dari pentingnya nilai-nilai spiritual, Kuttab Raudhah Nabawiyah, bekerja sama dengan Pimpinan Daerah Persatuan Islam (PD PERSIS) Kota Bogor menggelar kajian umum bertema “Seberapa Jauh Kita Membutuhkan Al-Qur’an”.
Acara yang digelar pada Rabu 18 Juni 2025 di Kota Bogor ini, tidak hanya sekadar forum diskusi keagamaan, melainkan sebuah seruan kepada umat manusia untuk kembali merangkul Al-Qur’an sebagai pedoman utama dalam kehidupan.
Kajian ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk jemaah umum dan perwakilan dari pemerintahan daerah. Tujuannya untuk memberikan penyadaran pentingnya peran lembaga pendidikan Islam dalam membentuk karakter generasi penerus.
Ustaz Afif Rabbani, selaku perwakilan dari Kuttab Raudhah Nabawiyah, dengan bangga memaparkan akan visi lembaga yang fokus pada pendidikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sejak usia dini, yakni TK hingga SD.
Perlu diketahui bahwasanya ada beberapa siswa di Kuttab Raudhah Nabawiyah telah berhasil menghafal hingga 7 juz Al-Qur’an. Pencapaian ini, di usia yang begitu masih muda, adalah bukti nyata bahwa dengan kesungguhan dan metode pendidikan yang tepat dapat melahirkan bibit-bibit unggul penghafal kitabullah, sebuah hal yang amat berharga bagi masa depan umat dan bangsa.
Lebih dari sekadar hafalan, Ketua PD PERSIS Kota Bogor, Ustaz Slamet Ibnu Hamzah mengingatkan bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk untuk umat manusia baik di kehidupan dunia dan akhirat.
Perwakilan Camat Bogor Utara, Bapak Raqib Alhudri, secara khusus menyoroti pentingnya untuk mempersiapkan generasi muda mudi dengan iman dan takwa yang kuat, terutama dalam menyongsong bonus demografi dan perubahan zaman yang akan datang pada tahun 2035 dan 2045.
Menurutnya, acara kajian ini adalah panggilan nyata bagi setiap individu dan keluarga untuk tidak hanya fokus kepada kecerdasan intelektual, tetapi juga kepada kecerdasan spiritual, agar generasi yang akan mendatang mampu menghadapi kompleksitas dunia dengan keteguhan iman dan karakter yang mulia, menjadi seorang pemimpin yang berlandaskan nilai-nilai Al-Qur’an.
Ustaz Bakhtiar Nasir dalam kajiannya, membagi kategori kebutuhan manusia terhadap Al-Qur’an menjadi tiga: zalimun linafsih (menganiaya diri sendiri, yang meninggalkan Al-Qur’an), muqtasid (pertengahan, yang memperlakukan Al-Qur’an secara biasa-biasa saja), dan sabiqun bil khairat (bersegera dalam kebaikan, yang menjadikan Al-Qur’an sebagai kebutuhan penting).
Poin yang paling menggugah adalah pada kategori sabiqun bil khairat, di mana mereka menjadikan sebuah Al-Qur’an sebagai kebutuhan penting layaknya seperti oksigen, merasa ada yang hilang jika tidak berinteraksi dengannya setiap hari. Ini adalah sebuah cerminan dari kecintaan sejati terhadap Al-Qur’an, sebuah hubungan yang melampaui sekadar kewajiban, menuju sebuah kebutuhan esensial yang membentuk jiwa dan raga.
Pesan tersebut diperkuat dengan adanya analogi Al-Qur’an sebagai “alam dalam bentuk tulisan, dan alam raya ini adalah Al-Qur’an dalam bentuk visualnya,” sebuah pemikiran mendalam yang disampaikan oleh Ustaz Bachtiar Nasir. Ini bukan sekadar ajakan untuk membaca, melainkan untuk memahami, merenungi, dan menggunakan nilai-nilai Al-Qur’an dalam setiap aspek dikehidupan, menjadikan disetiap sudut bumi sebagai cerminan keagungan firman-Nya.
Sesi tanya jawab juga mengungkap tentang sisi-sisi kemanusiaan dan keimanan yang mendalam, mulai dari pertanyaan tentang bagaimana Al-Qur’an menjadi petunjuk di akhirat, upaya menyatukan umat Islam di tengah perbedaan, hingga isu-isu yang menyentuh hati nurani seperti politik terkait Palestina dan Gaza dan perbandingan membaca Al-Qur’an melalui mushaf fisik dan digital.
Ustaz Bahtiar Nasir tidak hanya memberikan jawaban teori, tetapi juga menyuntikkan semangat yang baik tentang kebangkitan peradaban Islam di masa yang akan datang, dengan menegaskan bahwa kemenangan sejati datang dari pertolongan Allah, bukan semata-mata dari jumlah kekuatan.
Kajian ini bukan hanya sekadar pertemuan, melainkan sebuah pengingat akan pentingnya Al-Qur’an sebagai sumber cahaya, inspirasi, dan solusi dari berbagai persoalan.
rep: yasin