Sempurnakan Niat untuk Allah
وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ
“Sedangkan mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).”
Untuk bisa menjaga hati dan niat untuk senantiasa ikhlas tentu bukan hal yang mudah.
Namun, kabar gembiranya adalah Allah Azza wa Jalla memberikan jalan untuk bisa mencapai kondisi tersebut dengan ilmu dan ibadah. Bukan ditentukan oleh banyaknya harta dan luasnya kekuasaan.
Karena, kunci kebahagiaan dan ketenangan dalam menjalani hidup tak lain adalah keikhlasan dalam beribadah dan melakukan segala aktivitas hidup untuk Allah saja.
Adalah tugas dari orangtua, terutama bagi para ayah untuk bisa mendidik keluarganya untuk benar-benar meyakini ilmu ikhlas dan melaksanakannya sebagai upaya untuk mendapatkan kebahagiaan hidup.
Karena, ayah adalah subjek utama yang memimpin arah gerak hidup sebuah keluarga dan pencari nafkah. Apa yang ayah pikirkan, apa yang ayah ingin tuju, dan gerak-gerik yang ayah lakukan adalah mercu suar utama bagi keluarga, terutama anak.
Bila seorang ayah bisa menjadi contoh yang baik dan senantiasa selaras antara perkataan dan perbuatan; maka anak kelak akan mewarisi jalan hidup keikhlasan ini dan melanjutkannya, hingga kelak berkumpul bersama di surga.
Hanya untuk Allah
Pahamilah bahwa dalam hidup, beribadah, bekerja, berkeluarga, atau bermasyarakat; niat adalah kunci utama yang akan menentukan segalanya akan berlangsung seperti apa. Niat harus selalu berada dalam radar kebenaran dan mengorbit pada Allah saja.
Oleh karena itu, penting untuk senantiasa menjaga, merawat, dan menyempurnakan niat. Setan dan bala tentaranya tidak pernah tinggal diam untuk menghadang niat yang baik supaya tidak terlaksana dan berbelok dalam perjalanan.