Sepenakut Apa Bangsa ini terhadap Jokowi?
Dampak sangat buruk dan merusak dengan begitu tebalnya KKN rezim Jokowi dalam satu dekade terakhir:
Pertama, kedua-duanya dalam satu paket sebagai lumbung money politic ke jejaring KKN dan konspirasinya ke parlemen DPR, MK, MA, KPK, BPK, termasuk Polri.
Yang sudah bukan menjadi rahasia umum, KKN berjamaah dari mereka itu sama saja telah melakukan extra ordinary crime ke bangsa dan negara ini.
Makanya, itulah yang ditakutkan oleh bangsa ini dari Jokowi. Adanya jerat dan perangkap The hostages political atau politik sandera menjadi senjata paling ampuh bagi Jokowi untuk mengendalikan semua pemimpin lembaga tinggi negara menggiring mereka bak bebek lumpuh masuk ke lingkaran elitisme politiknya. Termasuk, Polri dan TNI.
Kedua, yang tidak kalah mengerikan adanya dukungan kuat oligarki para pemburu rente memanfaatkan kekuasaan Jokowi bagi mempermulus kepentingan proyek-proyeknya.
Dan itu ditunjukkan oleh Aguan, sebagai ketua dari sembilan naga para oligarki yang sampai sudah mendapatkan fasilitas privilis PSN dariJokowi untuk “negara PIK 2” yang memang telah mengobok-obok kedaulatan negara hingga tak tersentuh oleh jeratan hukum. Bahkan, DPR, MK, MA, Kejaksaan Agung, Polri dan TNI dibungkam dan terbungkam.
Hingga, ini menjadi semacam pembenaran bagi Bahlil saat Munaslub Golkar keceplosan ada narasi kemasgulan dan kesombongan luar biasa : jangan macam-macam dengan Jokowi sang “Raja Jawa” sesungguhnya kini.
Dan berbeda dengan negeri jiran yang para pemimpin negerinya masih meninggalkan jejak legacy baik dan dihargai oleh rakyatnya, seperti Mahathir Muhammad dan Anwar Ibrahim yang kemudian menggulingkan Najib Razak itu.
Tetapi, tidak di negeri Indonesia. Sudah tak ada eks mantan Presiden yang melegenda dan jadi panutan rakyat. Bukan Megawati Soekarnoputri atau bukan pula SBY.
Pun Prabowo Subianto yang sudah dua kali menjadi rival lawan politik di Pilpres 2014-2019 dan 2019-2024 kemudian dikalahkannya.
Dengan langkah licik dan seolah berkepuraan mengawalinya Prabowo Subianto bergabung di Kabinet Indonesia Maju menjabat menteri di Kementerian Pertahanan.
Sekaligus, kemudian Jokowi melakukan cawe-cawe politik memberikan dukungan luar biasa kepada capres Pragib dengan dukungan koalisi partai oligarki KIM Plus yang telah dibrangus dan dikendalikannya.