Sering Dibandingkan dengan Jakarta, Cak Imin: Surabaya Tak Ada Kemajuan Signifikan
Jakarta (SI Online) – Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar alias Cak Imin membuat geger media sosial, khususnya Twitter.
Melalui cuitan singkatnya, Cak Imin berhasil memancing perdebatan di akun Twitternya.
“Surabaya, kota sejarah dan legenda… Tapi kok gak onok kemajuan yang significant ya?” tulis Cak Imin, Sabtu 15 Februari 2020.
Spontan warganet merespon cuitan Ketua Umum PKB itu. Banyak yang pro, banyak pula yang kontra. Terutama para pendukung Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Ada pula yang menghubungkan soal kepentingan terkait Pilwakot Surabaya.
Tentu saja pernyataan singkat Cak Imin itu menyentak publik. Pasalnya, selama ini Wali Kota Risma terus dipuji-puji di media sosial. Tak sedikit yang menarik-narik Risma agar ke Jakarta usai menyelesaikan jabatannya di Surabaya.
Bahkan, musuh-musuh politik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, sudah pagi-pagi datang ke Surabaya.
29 Juli 2019 lalu, 25 anggota DPRD DKI datang ke Surabaya. Modusnya studi banding pengelolaan sampah. Mereka beramsusi penanganan sampah di Surabaya lebih baik dari Jakarta. DPRD DKI ingin Jakarta seperti Surabaya.
“Apakah Ibu Risma mau kita boyong ke Jakarta dalam waktu dekat? Masalah sampah ini bisa terselesaikan kalau Pilkada mendatang Bu Risma pindah ke Jakarta,” kata Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus di Ruang Sidang Balai Kota Surabaya, Senin (29/7/2019) lalu.
Tak hanya sekali anggota DPRD Jakarta ke Surabaya. Pada 20 Desember 2019, 24 anggota Fraksi PDIP juga ke Surabaya khusus menemui Risma untuk belajar menangani banjir. Rombongan dipimpin Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono.
Anggota DPRD DKI ini sepertinya lagi lupa. DKI Jakarta adalah provinsi, sementara Surabaya adalah Kota. Membandingkan pengelolaan provinsi dengan kota jelas tidak sebanding. Dari segi manapun.
Tapi seketika pujian-pujian itu hilang. Januari-Februari 2020 ini Surabaya diguyur hujan. Banjir lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya. Air sampai masuk ke Rumah Sakit Islam di Wonokromo, Surabaya. Warga mengeluh. Banjir terparah, kata mereka.
Terlepas dari kepentingan politik Cak Imin dan PKB dalam Pilwakot Surabaya, pernyataan singkat lelaki kelahiran Jombang itu bukanlah pernyataan ngawur.
Ketua DPP PKB Daniel Johan, seperti diklansir Vivanews.com, Ahad (16/2/2020) menjelaskan maksud cuitan Cak Imin.
Daniel menekankan cuitan Cak Imin sebagai suara hati yang harus dianggap sebagai masukan dan refleksi bersama agar Surabaya menjadi lebih baik.
Ia pun kembali menjelaskan suara hati Cak Imin itu dengan membandingkan Surabaya dengan kota lain seperti Palembang, Sumatera Selatan dan Medan, Sumatera Utara. Menurut dia, kondisi pembangunan di Surabaya saat ini tertinggal dari dua kota tersebut.
“Surabaya katanya kota nomor 2 di Indonesia. Tapi, dengan Palembang dan Medan saja tertinggal. Misalnya Surabaya enggak ada LRT, belum ada stadion bertaraf internasional. Tidak terlihat perkembangan pembangunan infrastruktur yang signifikan,” jelas anggota DPR dari Dapil Kalimantan Barat itu.
Menurut Daniel, pembangunan di kota pahlawan itu selama ini terlalu berat di wilayah Surabaya barat dan timur. Namun, wilayah lain masih menyisakan kekumuhan. Lalu, persoalan warga Surabaya yang masih sulit mengurus tanah menjadi sertifikat hak milik atau SHM. Belum ada terobosan kebijakan dalam persoalan ini.
Kemudian, ia juga menyoroti peringkat kota dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Surabaya yang juga tertinggal dari kota lain.
“Bahkan tahun 2019, peringkat kota dengan indeks pembangunan manusia Surabaya hanya di urutan ke 12. Kalah dengan Yogyakarta, Sleman, dan Jaksel misalnya,” tuturnya.
red: farah abdillah/dbs