Serius Negeri Muslim Susah Maju?
Konsep Wasathiyyah dalam Islam
Ajakan kepada kemurnian ajaran Islam justru akan menempatkan konsep wasathiyah dengan benar. Bukan konsep wasathiyyah yang dimunculkan di tengah kekalahan intelektual terhadap serangan – serangan pemikiran asing. Bukan pula konsep wasathiyyah yang lahir dari rasa putus asa melihat keterpurukan umat Islam dalam cengkeraman penjajahan. Artinya konsep wasathiyyah yang lahir hanya menjadi stempel agar umat Islam bisa berdamai dengan nilai – nilai barat dan berdamai dengan penjajahan. Kekayaan alam dikuasai asing, umat diminta diam. Ajaran agamanya dinistakan, umat pun diminta diam. Apakah demikian ini konsep wasathiyyah yang ditawarkan?
Ajakan kepada kemurnian ajaran Islam akan menjelaskan bahwa konsep wasathiyyah itu adalah konsep keadilan Islam. Lebih jauh bahwa ajaran Islam itu disebut ajaran wasathiyyah yakni ajaran yang utama dan terbaik. Umat Islam disebut umat wasathiyyah yakni umat yang adil dan terbaik.
Mari kita perhatikan firman Allah SWT: “Kalian (umat Islam) adalah umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia”.
Allah SWT memberikan syarat untuk menjadi umat terbaik yakni beriman kepada Allah SWT dan melakukan amar makruf nahi munkar.
Sifat demikianlah lantas menjadikan Allah Swt memberikan label sebagai umat wasathiyyah. Hal ini karena umat Islam itu menjadi saksi atas seluruh umat manusia di akherat nanti. Tentunya untuk menjadi saksi, disyaratkan memiliki keadilan.
Konsep pemikiran wasathiyyah Islam akan menempatkan dengan benar, kapan umat Islam harus eksklusif dan kapan harus inklusif.
Umat Islam harus eksklusif terhadap pandangan dan aturan hidup di luar Islam. Umat Islam haram mengambil konsepsi ideologi Kapitalisme dan Komunisme. Termasuk umat tidak boleh mengambil konsepsi sekulerisme, nasionalisme dan semacamnya.
Sementara di sisi yang lain, umat Islam akan bersikap inklusif dalam hal ilmu Sains dan teknologi. Umat Islam boleh belajar teknologi dari umat dan bangsa lain. Bahkan Islam mendorong umat Islam untuk mencapai kemajuan sainstek. Lihatlah firman Allah dalam surat ar Rahman yang artinya: “Wahai sekalian bangsa jin dan manusia, jika kalian mampu untuk menembus penjuru langit dan bumi maka tembuslah. Kalian tidak akan bisa menembusnya kecuali dengan kekuatan”.
Hasilnya, umat Islam menjadi pelopor dalam kemajuan Sains Teknologi. Ada Jabir bin Hayyan, ilmuwan kimia pertama dunia. Al- khowarizmi, ilmuwan Matematika pertama. Al Razi, ahli kedokteran dunia, dan masih banyak yang lainnya.
Gambaran kemajuan peradaban Islam itu dilukiskan oleh Sigrid Dunker berikut ini. “Pemuda-pemuda Eropa di abad pertengahan, berbangga bangga dengab budaya Arab, pakaiannya, termasuk bangga dengan bahasa Arab. Hingga uskup mengatakan: Sayang sekali kita melihat kaum kita bangga mencontoh kaum Muslimin”.
Ainul Mizan
(Pemerhati Sosial Politik)