Siapa Bilang Kehidupan Dunia Nggak Penting?
Misal, akibat lemahnya pemahaman ‘dinul Islam’ adalah lemahnya ‘ghirah’ atau kecemburuan umat terhadap Islam. Saat kitab suci Al-Qur’an dan atau Nabi Muhammad Saw dilecehkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, umat Islam masih banyak yang diam alias menjadi ‘syaithan akhras’ yakni setan bisu. Ketika banyak terjadi kemungkaran di depan mata, orang-orang saleh banyak yang menjadi ‘setan bisu’.
Itu disebabkan lemahnya ‘ghirah’ umat Islam akibat lemahnya pemahaman ‘dinul Islam’.
Padahal dakwah dan amar ma’ruf nahi mungkar itu wajib bagi umat Islam paling tidak bagi para ulama, intelektual muslim, dan yang berilmu. (Baca QS. Ali Imran 104).
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ
“Barangsiapa yang melihat satu kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan lisannya dan jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan itu selemah-lemahnya iman”. [HR Muslim].
Itu semuanya dilaksanakan saat di dunia ini, jangan menunggu ‘ajal maut’ menjemputnya. Wallahu a’lam’.
Kuala Tungkal, 6 Juli 2024
Abd. Mukti, Pemerhati Kehidupan Beragama.