Siapa di Balik Kasus Teror Bom?
Kasus bom yang terjadi pada ahad lalu di Surabaya dan Sidoarjo Senin pagi lalu menjadi trending topik belakangan ini. lantaran banyak korban yang berjatuhan serta banyak pihak yang mengecam keras tindakan teror tersebut. Dikabarkan oleh beberapa media tulis nasional hingga kini korban tewas telah mencapai 28 orang sedang 57 orang luka-luka.
Beberapa pihak berupaya agar DPR segera mengesahkan UU anti terorisme tentu alasanya agar memuluskan kinerja polisi dala m menangani kasus teror bom ini. kabar ini tentu menggembirakan bagi pihak kepolisian jika akhirnya disahkan, namun berbeda dengan masyarakat umum. Lantaran paska pengeboman gereja secara otomatis pihak tertuduk ialah ditunjukan kepada kaum muslim.
Banyak tindakan diskriminasi terhadap kaum muslim yang mengenakan pakaian muslim dan muslimah. Seperti kasus santriwan yang pulang kampung dari pondoknya dengan membawa tas dan kardus yang berisi baju itu pun akhirnya diintimidasi oleh polisi untuk membuka seluruh isi bawaannya. Ada pula muslimah bercadar yang sedang naik bis tiba-tiba diturunkan oleh petugas terminal untuk dimintai identitasnya.
Ironi memang, negeri mayoritas muslim malah takut terhadap ajaran islam sendiri. Padahal jelas Islam tidak pernah mengajarkan tindakan teror terhadap siapapun. Berprasangka kepada saudara muslim saja dilarang apalagi untuk memata-matai sampai pada tindakan teror bom.
“Barangsiapa membunuh seorang kafir dzimmi, maka dia tidak akan mencium bau surga. Padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun.” (HR. An-Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Tentu bisa kita sikapi kasus ini dengan tepat bahwa Islam sebagai agama haq tidak pernah mengajarkan hal tersebut maka dapat dimaknai jika Islam memang sedang difitnah oleh pihak-pihak yang ingin merusak Islam. Pengesahan UU anti terorisme merupakan momok bagi umat karena UU tadi ialah pengesahan pihak penguasa dalam memberantas terorisme meskipun pelaku masih menjadi terduga teroris. Maka siapa sebenarnya pelaku tersebut?.
Rina Fauziah
(Mahasiswa Universitas Brawijaya, Tim penulis “Pena Langit”)