OASE

Siapa Menanam, Dialah yang Memanen

Konsep “siapa menanam, dialah yang akan memanen” merupakan prinsip universal yang berlaku dalam berbagai aspek kehidupan. Prinsip ini berlaku dalam semua aspek kehidupan, baik dalam hal kebaikan maupun keburukan.

Ketika kita menanam kebaikan, baik dalam bentuk perbuatan baik, kata-kata yang positif, atau perilaku yang mulia, maka kita akan memanen hasilnya dalam bentuk kebaikan pula.

Kebaikan yang kita tanam dapat berupa perbuatan baik seperti membantu orang lain, berdonasi, atau melakukan kegiatan sukarela. Kata-kata positif seperti berbicara dengan sopan, memberikan motivasi, atau mengucapkan kata-kata yang baik. Perilaku mulia seperti berlaku jujur, adil, dan bertanggung jawab.

Di sisi lain, ketika kita menanam keburukan, baik dalam bentuk perbuatan jahat, kata-kata yang negatif, atau perilaku yang tidak baik lainnya, maka kita akan memanen hasilnya dalam bentuk keburukan pula.

Berikut beberapa hadis yang relevan dengan konsep “siapa menanam, dia yang akan menuai”:

Berlaku jujur, menuai kebaikan. Rasulullah Saw bersabda, “Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga” (HR. Muslim).

Mudah memaafkan dan tawaduk, menuai kemuliaan. Rasulullah Saw bersabda, “Tidaklah seseorang suka memaafkan, melainkan ia akan semakin mulia. Tidaklah seseorang bersikap tawaduk karena Allah, melainkan Allah akan meninggikan derajatnya” (HR. Muslim).

Menolong dan memudahkan sesama, menuai pertolongan dan kemudahan dari Allah. Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa meringankan sebuah kesusahan (kesedihan) seorang mukmin di dunia, Allah akan meringankan kesusahannya pada hari kiamat” (HR. Muslim).

Berbuat curang, menuai berbagai musibah. Rasulullah Saw bersabda, “Dan tidaklah mereka berbuat curang ketika menakar dan menimbang melainkan mereka akan ditimpa kekeringan, mahalnya biaya hidup dan kelaliman para penguasa” (HR. Ibnu Majah).

Usaha disertai tawakal, menuai hasil kebaikan. Rasulullah Saw bersabda, “Seandainya kalian betul-betul bertawakkal kepada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana burung mendapatkan rezeki” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Al Hakim).

Dengan demikian, prinsip “siapa menanam, dialah yang akan memanen” merupakan pengingat bagi kita untuk selalu berbuat baik dan menanam kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menanam kebaikan, kita dapat memanen hasilnya dalam bentuk kebaikan pula, dan sebaliknya, ketika kita menanam keburukan, kita akan memanen hasilnya dalam bentuk keburukan pula.

Dengan memahami prinsip “siapa menanam, dialah yang akan memanen”, kita dapat menjadi lebih bijak dalam membuat pilihan dan mengambil tindakan dalam kehidupan sehari-hari.

Semoga Allah membimbing kita agar terhindar dari tindakan yang negatif sehingga terhindar dari keburukan yang tidak diinginkan. Amin.[]

Imam Nur Suharno, Kepala Divisi Humas dan Dakwah Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat.

Artikel Terkait

Back to top button