Siapa Saja yang akan Mengganjal Anies?
Ketiga, konglomerat hitam. Banyak konglomerat yang kecewa dengan Anies. Kebijakan ‘penghentian reklamasi’ di Jakarta adalah hal utama penyebabnya. Selain itu kedekatan Anies dengan Washington juga menakutkan mereka. Konglomerat yang kebanyakan beraliansi dengan pemerintah China ini sangat khawatir bila Anies menjadi presiden 2024. Mereka khawatir bisnis dan proyek-proyek mereka dengan China terhenti.
Aliansi Anies dengan pemerintah Amerika kemungkinan besar akan menggantikan dominasi pemerintah China saat ini. Aliansi Anies ini tentu saja lebih menguntungkan rakyat Indonesia. Karena investasi dari Amerika, Eropa atau Timur Tengah tidak menyaratkan mendatangkan tenaga-tenaga kasar sebagaimana gaya investasi China.
Keempat, Jokowi cs. Kelompok istana saat ini juga tidak nyaman bila Anies jadi presiden. Mereka khawatir agenda-agenda mereka dipotong Anies di tengah jalan. Seperti pemindahan ibu kota negara baru, agenda deradikalisasi, proyek-proyek infrastruktur dengan China dan lain-lain.
Maka jangan heran bila Luhut, Moeldoko dan kawan-kawannya akan melakukan pengganjalan terhadap Anies. Apalagi Moeldoko pernah menyatakan bahwa ‘kecurangan adalah bagian dari demokrasi’.
Walhasil, Anies dan kelompok pendukungnya harus berjuang mati-matian untuk 2024. Mereka akan menggunakan segala cara untuk mengganjalnya. Dari penggalangan opini, rekayasa survei, pemungutan suara, hingga ‘permainan di KPU’. Kelompok pro Anies harus siaga dari segala lini. Jangan sampai kemenangan Anies nanti dijegal di penghitungan suara.
“The ballot is stronger than the bullet,” kata presiden Amerika, Abraham Lincoln. Ya, dalam pemilu, suara lebih kuat dari peluru. []
Nuim Hidayat, Anggota MIUMI dan MUI Depok.