TELADAN

Sikap Umar bin Khathab terhadap Bisnis Putranya

Dalam kesempatan yang lain, Umar menyampaikan muhasabah kepada putranya, Abdullah bin Umar, atas barang yang pernah dibelinya di Jalula.

Abdullah bin Umar bercerita, “Dulu, saya ikut dalam perang Jalula, perang melawan Persia. Saat itu, saya membeli sebuah barang dari hasil rampasan perang seharga 40.000 dirham. Setelah saya bertemu dengan Umar, ia bertanya, “Bagaimana pendapatmu sekiranya kamu dilemparkan ke neraka, lalu ditanyakan kepada kamu, “Tebuslah barang ini! Apakah kamu akan menebusnya dengan barang itu?” Kujawab, “Demi Allah, tidak ada sesuatu yang menyusahkan Anda melainkan saya akan menebus untuk Anda dari hal tersebut.”

Umar berkata, “Aku ini seolah-olah menyaksikan rakyat pada saat mereka menjalankan transaksi jual beli. Mereka mengatakan, “Ini adalah Abdullah, sahabat Rasulullah, putra Amirul Mukminin dan orang yang paling dicintainya. Aku akan bagi dan aku akan dimintai pertanggungjawaban. Aku akan memberimu lebih banyak dari keuntungan yang diperoleh pedagang Quraisy. Kamu berhak mendapat untung satu dirham dari setiap satu dirham dari modalmu.”

Abdullah selanjutnya bercerita, “Kemudian Umar memanggil para pedagang. Mereka membeli barang itu seharga 400.000 dirham. Umar menyerahkan kepada saya sebesar 80.000 dirham, dan sisanya ia kirimkan kepada Sa’ad bin Abi Waqqash untuk dibagikan kepada masyarakat.

Umar juga melarang anggota keluarganya mengambil keuntungan (perlakuan khusus) karena hubungan kekerabatan dengan dirinya.

Dirawikan dari Aslam, ia bercerita, “Abdullah bin Umar dan Ubaidillah bin Umar ikut pergi bersama rombongan pasukan kaum muslimin ke Irak. Tatkala mereka berdua hendak pulang, mereka bertemu dengan Abu Musa Al-Asy’ari. Saat itu, Abu Musa menjabat sebagai Wali Kota Bashrah. Abu Musa menyambut mereka berdua dengan baik. Kepada mereka berdua, Abu Musa mengatakan, “Sekiranya aku bisa melakukan sesuatu yang dapat mendatangkan manfaat untuk kalian berdua, niscaya akan kulakukan. O ya, ini ada uang milik masyarakat yang hendak kuserahkan kepada Amirul Mukminin. Aku akan pinjamkan uang ini kepada kalian berdua, lalu kalian belikan barang berharga di sini, kemudian kalian jual di Madinah. Setelah itu, kalian serahkan modalnya kepada Amirul Mukminin dan labanya untuk kalian berdua.”

Mereka berdua pun melakukan apa yang disarankan Abu Musa. Abu Musa menulis sepucuk surat kepada Umar, yang isinya memberitahukan agar Umar mengambil uang dari mereka berdua.

Tatkala mereka berdua bertemu dengan Umar, Umar bertanya, “Apakah Abu Musa meminjamkan uang kepada anggota pasukan yang lain sebagaimana dia meminjamkan uang kepada kalian berdua?” Mereka berdua menjawab, “Tidak.”

“Kalau begitu, hendaklah kalian berdua serahkan uang itu dan labanya ke Baitul Mal!,” kata Umar.

Abdullah diam, sementara Ubaidillah berkomentar, “Anda tidak patut melakukan hal itu, wahai Amirul Mukminin. Sekiranya uang ini hilang atau berkurang, maka kami akan mengganti dan menjaminnya.”

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button