FINANSIAL

Situasi Penuh Kecemasan, Begini Cara Bijak Kelola Keuangan

Jakarta (SI Online) – Banyak orang mengatakan saat ini kondisi perekonomian sedang tidak baik-baik saja. Bahkan sebagian orang mengalami kecemasan dalam menghadapi tantangan kehidupan, terutama dari sisi finansial.

Nadia Harsya, seorang perencana keuangan (financial planner) mengakui, banyak orang saat ini merasa cemas soal keuangan mereka. Banyak faktor yang menyebabkan munculnya rasa itu.

“Ekonomi memang ada masa yang tidak baik-baik saja. Kita pernah mengalami wabah Covid-19, ada resesi, banyak PHK, ada berita rekening dormant dibekukan, bikin cemas kan?,” kata Nadia dalam Media Gathering BCA Syariah di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Senin sore (25/08/2025).

Baca juga: BCA Syariah Luncurkan ‘Journalist Writing Competition#3 2025’

Mengelola keuangan pribadi dan keluarga di masa-masa yang tidak baik ini, kata Nadia, setiap orang mesti berhati-hati. Sebab kehati-hatian dalam bertindak itu merupakan tindakan yang berada di dalam kendali individu.

Hal-hal yang berada dalam kendali individu itu di antaranya kualitas kerja, bijak berkonsumsi,komunikasi dengan pasangan, memilih pertemanan yang sehat, kebiasaan menabung, tidak iku-ikutan pinjol dan judol, serta belajar untuk berinvestasi.

Bijak Finansial

Agar bisa bisa mengatur keuangan dengan baik, Nadia mewanti-wanti agar setiap orang hidup sesuai dengan kemampuan.

Nggak semua hal diiyakan, bisa jadi uangnya ada tetapi ‘budget’nya nggak ada,” kata sosok yang berpengalaman selama 15 tahun dalam bidang finansial ini memberi tips.

Selain itu ia juga menyarankan agar pribadi atau keluarga memiliki dana darurat, tidak asal mengikuti tren investasi dan menjaga kondisi cash agar dapat memanfaatkan momentum harga koreksi.

“Intinya, uang kita harus dikelola dengan hati-hati agar tetap aman di situasi yang tidak pasti,” pesan Nadia.

Bagaimana dengan meminjam uang? Nadia tidak melarang orang untuk meminjam. Tapi, dia memberikan panduan ketika langkah meminjam itu terpaksa harus dilakukan.

Setidaknya ada empat syarat yang ia sampaikan ketika seseorang memutuskan untuk melakukan pinjaman uang. Pertama, pinjaman harus jadi aset atau alat produksi. Tidak bersifat konsumtif. Kedua, masa cicilan lebih pendek dari masa pakainya.

Ketiga, pastikan pinjam ke pihak atau lembaga legal dengan perhitungan pembayaran yang masuk akal. “Keepat, yang paling basic, berani utang harus berani bayar,” tegasnya. []

Artikel Terkait

Back to top button