Soal Masjid Agung Weizhou, Partai Komunis China Salahkan Pejabat Lokal
Beijing (SI Online) – Pemerintah China menyatakan, demo ribuan Muslim Hui untuk membela Masjid Agung Weizhou awal Agustus lalu disebabkan oleh kecerobohan pejabat lokal. Aksi bela masjid yang jarang terjadi itu dipicu informasi bahwa bangunan khas tersebut hendak dihancurkan terkait masalah izin pendiriannya.
Pihak Gubernur Ningxia dan pejabat Partai Komunis setempat mengatakan ketegangan di Kota Weizhou sudah mereda. Protes masaal itu telah menjadi tampilan perlawanan yang luar biasa berani terhadap upaya partai untuk mendikte bagaimana agama dipraktikkan.
“Tindakan pemerintah setempat yang ceroboh menyebabkan insiden ini,” kata Bai Shangcheng, Direktur Jenderal dari Komite Partai Komunis untuk Departemen Front Kerja dan Persatuan, yang mengawasi kelompok-kelompok agama.
Pernyataan itu disampaikan Bai dalam konferensi pers di Beijing, Kamis (30/8/2018). “Pejabat lokal telah diperintahkan untuk meninjau insiden itu dan menanganinya dengan benar dan sesuai hukum,” ujar Bai.
“Situasi secara keseluruhan terkendali,” lanjut dia, seperti dikutip Fox News.
Demo ribuan warga Muslim di Weizhou muncul di saat kelompok-kelompok agama merasa kebebasan mereka dipangkas ketika pemerintah berusaha memprioritaskan kesetiaan kepada Partai Komunis.
Masjid dan beberapa beberapa waktu lalu dilaporkan telah dilucuti citra religius-nya. Sedangkan anak-anak Tibet pindah dari kuil-kuil Buddha ke sekolah-sekolah umum.
Menurut Bai, Gubernur Ningxia sedang keluar dari provinsi ketika protes massal pecah. Kondisi itu membuat gubernur menunda penyampaian tanggapan resmi.
Setelah gubernur itu kembali, para pejabat lokal mengadakan pertemuan darurat, di mana pemerintah lokal diperintahkan untuk meninjau kembali tindakannya, dan berbicara dengan komunitas Muslim Weizhou.
“Penduduk setempat puas dengan penjelasan kami, tidak seperti yang dilaporkan oleh banyak media,” kata Xian Hui, Gubernur Ningxia, dalam konferensi pers.
“Mereka dalam suasana hati yang baik sekarang serta menjalani kehidupan yang normal dan damai,” imbuh Xian.
Para pejabat tersebut tidak memberikan rincian yang jelas tentang nasib Masjid Agung Weizhou yang dikenal dengan sebutan bangunan putih.
Bangunan masjid itu terdiri dari empat menara dan sembilan kubah dengan ujung berbentuk bulan sabit.
Meskipun ada jaminan ketenangan, Bai mengklaim Masjid Agung itu sendiri masih menjadi masalah. Dia tidak memberikan rincian jelas tentang masalah itu, tetapi Komisi Inspeksi Kedisiplinan distrik setempat mengatakan pada bulan Mei lalu bahwa pemerintah Weizhou telah gagal untuk memeriksa dengan benar apa yang dikatakannya sebagai ekspansi ilegal dalam pembangunan masjid tersebut. “Masjid ini berbeda dari yang lain. Legalitasnya kontroversial,” kata Bai.
sumber: sindonews.com