Sound Horeg: Kebrutalan yang Dibungkus Seni

Sound horeg yang lagi viral saat ini merupakan bagian fenomena kebrutalan moral arus bawah yang sengaja dinormalisasi sebagai bentuk budaya lokal yang mengglobal.
لَـيَـكُوْنَـنَّ مِنْ أُمَّـتِـيْ أَقْوَامٌ يَـسْتَحِلُّوْنَ الْـحِرَ ، وَالْـحَرِيْرَ ، وَالْـخَمْرَ ، وَالْـمَعَازِفَ. .
‘Sungguh, benar-benar akan ada di kalangan ummatku sekelompok orang yang menghalalkan kemaluan (zina), sutera, khamr (minuman keras), dan musik remix.
Penggunaan sound system berdaya tinggi untuk memutar musik remix dengan volume ekstrem dan bass dominan jedag jedug, diiringi biduan mendal mendol yang tanpa malu pamer maksiat tanpa sensor, biasanya dilakukan di acara hajatan, konvoi keliling, arak-arakan, kampanye atau pesta rakyat.
Tingkat suara sound horeg bisa mencapai 120 hingga 135 desibel (dB). Sampai-sampai WHO heran dengan kelakuan orang Indonesia yang sok keren tapi melampaui batasnya, padahal batas maksimal aman yang direkomendasikan tidak lebih dari 70 dB. Jika melebihi dalam jangka waktu lama, risiko kerusakan pendengaran bisa meningkat signifikan. Selain itu juga memicu tinnitus (dengingan yang terus-menerus di telinga), hiperakusis (sensitivitas berlebih terhadap suara), hingga risiko pecahnya gendang telinga.
Belum lagi merusak atap rumah warga yang dilewati, kaca jendela pecah, merusak gapura, merusak jembatan, dan kerusakan fatal lainya. Tapi mereka bangga sorak ria, ini fenomena yang dikenal dalam istilah: الجنون فنون Kegilaan Variatif Yang Dibungkus Seni
Bahaya Sound Horeg tidak hanya berdampak buruk terhadap manusia, dan alam sekitar di daratan, tapi juga berdampak terhadap Ekosistem Laut. Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, Prof Dietriech G Bengen, menyatakan bahwa dampak “sound horeg” di tengah laut bisa mengancam ekosistem laut.
Prof Dietriech menegaskan, suara bising di laut, termasuk dari sound horeg, sonar, lalu lintas kapal, dan aktivitas industri, terbukti merusak ekosistem laut secara serius. Bahkan tidak hanya mengganggu perilaku hewan laut secara langsung, tetapi juga berdampak jangka panjang terhadap reproduksi, migrasi, komunikasi, dan kesehatan fisiologis berbagai spesies laut.
Dari semua dampak buruk tersebut, bisa dikatakan bahwa “sound horeg” merupakan bentuk maksiat terang-terangan yang dibuka di area publik, ia lebih parah daripada diskotik, bar, dan tempat maksiat lainnya.
عن سالم بن عبد اللّه قال: سمعت أبا هريرة يقول سمعت رسول اللّه صلّى اللّه عليه وسلّم- يقول: كلّ أمّتي معافى إلّا المجاهرين، وإنّ من المجاهرة أن يعمل الرّجل باللّيل عملا، ثمّ يصبح وقد ستره اللّه فيقول: يا فلان عملت البارحة كذا وكذا، وقد بات يستره ربّه، ويصبح يكشف ستر اللّه عنه
Dari Salim bin Abdullah, dia berkata, Aku mendengar Abu Hurairah radhiyallahu’ anhu bercerita bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, ‘Setiap umatku akan mendapat ampunan, kecuali mujahirin (orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa). Dan yang termasuk terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang berbuat (dosa) pada malam hari, kemudian pada pagi hari dia menceritakannya, padahal Allah telah menutupi perbuatannya tersebut, yang mana dia berkata, ‘Hai Fulan, tadi malam aku telah berbuat begini dan begitu.’ Sebenarnya pada malam hari Rabb-nya telah menutupi perbuatannya itu, tetapi pada pagi harinya dia menyingkap perbuatannya sendiri yang telah ditutupi oleh Allah.
Dr KH Akhmad Alim Lc, Sekjen Badan Kerja Sama Pondok Pesantren Indonesia (BKsPPI)