Stop Keluarga Jadi Tumbal
Tapi apa daya jika penghasilan berkejaran dengan kebutuhan?
Apa penyebabnya? Pasca pencabutan subsidi berakibat kenaikan berbagai kebutuhan. Harga ditentukan mekanisme pasar. Tapi di balik itu ada para pemodal yang diuntungkan. Rakyat dijadikan mesin uang yang tak punya pilihan. Mekanisme negara ditentukan para pemodal atau pemilik kapital. Inilah sistem produk akal, sistem kapitalis.
Sistem ini menjadi ancaman bagi ketahanan keluarga. Keluarga dipaksa mengejar materi untuk membiayai kebutuhan yang kian mencekik sehingga keluarga tidak lagi pada kondisi ideal. Suami terpisah dari istri dan anak, atau istri terpisah dari suami dan anak, atau ayah ibu terpisah dari anak. Keluarga jadi terserak. Ayah ibu tak bisa berperan secara optimal. Jikapun semua bersatu, ayah ibu sibuk mengais materi. Tak ada yang lebih penting dari mengumpulkan materi karena dengan inilah keluarga bisa bertahan. Keluarga berdiri pada fondasi rapuh. Anak tidak memperoleh pengasuhan yang benar, rentan salah jalan. Pola yang sama terus berlanjut pada generasi berikutnya.
Lantas sampai kapan kehidupan yang menyiksa ini harus dilanjutkan? Keluarga menjadi tumbal oleh sistem kapitalis. Dan jika keluarga ada dalam ancaman artinya masa depan pun kian suram.
Satu-satunya pengganti sistem kapitalis yang manjur adalah sistem aturan Allah. Tak bisa bertahap atau ditunda. Harusnya segera dan menyeluruh. Karena bahayanya sudah dalam posisi siaga satu. Kehidupan manusia dalam ancaman.
Penggambaran negara yang menerapkan SOP (Standar Operasional Pemerintahan) aturan Allah diantaranya pada masa khalifah Umar. Beliau langsung merubah kebijakan tentang tunjangan tatkala menyaksikan seorang ibu yang memaksa menyapih bayi yang belum mencapai usia 2 tahun. Beliau rela memikul gandum demi menghilangkan lapar suatu keluarga. Pemimpin negara hadir di tengah rakyat sebagai pelayan umat. Memastikan semua kebutuhan rakyat terpenuhi.
Dalam sistem ini, negara memastikan para ayah memperoleh nafkah sehingga lapangan pekerjaan harus tersedia. Pengasuhan anak oleh ibu kandungnya sendiri. Hal-hal mendasar seperti kesehatan dan pendidikan terjamin. Negara berperan penuh bagi kekokohan keluarga.
Negara menjaga rakyat bukan mengeksploitasi. Menumbuhkan bukan mematikan. Pemimpinya adalah perisai yang selalu berada di garda terdepan.
Tidakkah ini yang kita rindukan?
Karenanya, mari semua berjuang bersama untuk mencampakkan sistem kapitalis dan menggantinya dengan sistem aturan Allah. Ada yang masih ragu? Tak kenal maka tak sayang, inilah problemnya. Muslim tapi asing dengan aturan Islam. Belum memahami utuh sudah balik badan. Padahal dalam sistem kehidupan yang Allah turunkan, keutuhan keluarga dijaga, generasi punya harapan lebih baik di masa depan.
NOVIANTI
Tinggal di BSD, Tangsel.