RESONANSI

Strategi Politik ‘Gentong Babi’

Dan bagi Anies yang tengah viral dan menggaungkan ke publik akan membangun partai baru tersendiri:

Manakala dimulai dari kota oleh umumnya masyarakat menengah mayoritas pendukungnya, malah itu justru akan menjadi lengah dan celah bagi masuknya kembali gerombolan gentong babi-bagi itu menggeruduki desa-desa yang pada lima tahun ke depan kondisinya tak berbeda jauh dan masih relatif sama dengan sekarang.

Maka, kesuksesan partai baru Anies ini kelak bagaimana bisa membumihanguskan depo-depo gentong babi itu yang berada di desa-desa itu hingga ke jejaring kendali pengaruh perangkat aparatur desa beserta mafia-mafia oligarki kebutuhan pokok para petani itu dalam hal pengadaan pupuk, benih dan akses finasialnya itu.

Jadi, tidak bisa tidak itu kelak partai baru Anies itu harus menjadi watch dog mengawasi jalan permainan politik rezim penguasa yang sungguh telah merusak dan mematikan proses demokrasi.

Yang seharusnya masyarakat desa pun bisa merasakan perubahannya—tanpa disadari sesungguhnya masyarakat desa itu selalu dijadikan korban dan obyek politik kegilaan rezim kekuasaan keberlanjutan.

Bahkan, jika perlu partai baru Anies di desa itu menjadi semacam clinical politic yang merawat masyarakat dari penyakit yang sudah mengendemik virus politik gentong babi itu meracuni bertahun-tahun. Paling parah dan heboh di Pilpres 2024 lalu. Sehingga, menjadi sembuh pulih dan kembali sehat.

Tetapi, biarkanlah politik gentong babi secara nature membawakan dampak buruknya: Prabowo sebagai Presiden hasil tuainya hanya sebagai pecundang dikarenakan telah mengecoh, membohongi dan membodohi masyarakat bawah dan miskin di desa.

Lantas, karma itu akan dibalas oleh terjadinya kelumpuhan mana ada keberanian Prabowo yang takkan ada nyali melawan berhadap-hadapan dengan masyarakat kelas menengah itu di jalanan—sekalipun parlemen DPR itu telah dijadikan penuh kroni-kroni koalisinya, tanpa oposisi!

Jika ini terulang Prabowo akan mudah tumbang karena dia trauma atas dosa kejahatan kemanusiaannya membunuh para mahasiswa sebagai patron and partner agen pergerakan perubahan sebagai bagian masyarakat kelas menengah itu. Yang takkan tinggal diam! Wallahua’lam Bishawab.

Mustikasari-Bekasi, 9 September 2024

Dairy Sudarman, adalah jurnalis, Pemred VT Media Center Indonesia Plus, Pemerhati politik dan kebangsaan.

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button