Sudah Ditimpa Musibah Belum Juga Bermuhasabah
Bagaimana dengan pendapat Ummul Mukminin Aisyah ra?
Suatu saat Anas bin Malik bersama seseorang lainnya mendatangi Aisyah. Orang yang bersama Anas itu bertanya kepada Aisyah: Wahai Ummul Mukminin jelaskan kepadaku tentang gempa. Aisyah menjelaskan, “Jika mereka telah menghalalkan zina, meminum khamar dan memainkan musik. Allah azza wajalla murka di langit-Nya dan berfirman kepada bumi: “goncanglah mereka. Jika mereka taubat dan meninggalkan (dosa), atau jika tidak, Dia akan menghancurkan mereka.
Orang itu bertanya kembali: Wahai Ummul Mukminin, apakah itu azab bagi mereka?. Aisyah menjawab, “Nasihat dan rahmat bagi mukminin. Azab dan kemurkaan bagi kafirin.” Anas berkata: Tidak ada perkataan setelah perkataan Rasul yang paling mendatangkan kegembiraan bagiku melainkan perkataan ini.
Sangat jelas penjelasan Ummul Mukminin Aisyah tentang penyebab terjadinya gempa. Tiga kemaksiatan yang semuanya marak pada saat ini. Khusus untuk dosa yang pertama, Aisyah menggunakan kata istabahu yang artinya masyarakat telah menganggap zina itu mubah [lazim]. Zina tidak hanya dilakukan, tetapi telah dianggap mubah. Dari ucapan, tindakan, kebijakan sebuah masyarakat boleh dibaca bahwa mereka yang telah meremehkan dosa zina, memang layak dihukum dengan gempa.
Apa yang Harus Dilakukan?
Imam Ibnul Qoyyim dalam kitab Al-Jawab Al-Kafy mengungkapkan, “Dan terkadang Allah menggetarkan bumi dengan guncangan yang dahsyat, menimbulkan rasa takut, khusyuk, rasa ingin kembali dan tunduk kepada Allah, serta meninggalkan kemaksiatan dan penyesalan atas kekeliruan manusia. Di kalangan Salaf, jika terjadi gempa bumi mereka berkata, ‘Sesungguhnya Tuhan sedang menegur kalian’.”
Khalifah Umar bin Abdul Aziz tak tinggal diam saat terjadi gempa bumi pada masa kepemimpinannya. Ia segera mengirim surat kepada seluruh wali negeri. Inilah isi surat Khalifah Umar bin Abdul Azis setelah terjadi bencana: Amma ba’du, sesungguhnya gempa ini adalah teguran Allah kepada hamba-hamba-Nya, dan saya telah memerintahkan kepada seluruh negeri untuk keluar pada hari tertentu, maka barangsiapa yang memiliki harta hendaklah bersedekah dengannya.”
“Allah berfirman, ‘Sungguh beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan tobat ataupun zakat). Lalu, dia mengingat nama Tuhannya, lalu ia sembahyang.” (QS Al-A’laa [87]: 14-15). Lalu katakanlah apa yang diucapkan Adam AS (saat terusir dari surga), ‘Ya Rabb kami, sesungguhnya kami menzalimi diri kami dan jika Engkau tak jua ampuni dan menyayangi kami, niscaya kami menjadi orang-orang yang merugi.”
“Dan katakan (pula) apa yang dikatakan Nuh AS, ‘Jika Engkau tak mengampuniku dan merahmatiku, aku sungguh orang yang merugi’. Dan katakanlah doa Yunus AS, ‘La ilaha illa anta, Subhanaka, Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim’.”
Jika saja kedua Umar (Umar bin Khathab dan Umar bin Abdul Azis) saat ini bersama kita, mereka tentu akan marah dan menegur dengan keras, karena rentetan “peringatan” Allah itu tidak kita hiraukan bahkan cenderung diabaikan. Maka, sebelum Allah menegur kita lebih keras lagi, inilah saatnya kita menjawab peringatannya-Nya. Labbaika Ya Allah, kami kembali kepada-Mu.
(Shodiq Ramadhan)