Sudah Merdekakah Kita?
Merdekakah kita di saat umum mengetahui bahwa hasil pemilu disebuah negara demokrasi ini prosesnya banyak diragukan.
Satu persatu hasil kemerdekaan kedua pada reformasi 1998 telah dan akan dinodai seperti dwifungsi, sipilnya polisi dan sebagainya.
Kemerdekaan menyampaikan pendapat pula dibayang-bayangi oleh ancaman dan ketakutan di tengah masyarakat seperti kembali kezjaman orde baru lagi.
Sudah Merdekakah kita?
Mengutip Rizal Ramli, bayar cicilan utang negara saat ini adalah Rp400 triliun dan bunga Rp405 triliun pertahun lebih besar dari anggaran pendidikan dan gaji pegawai negeri.
Indeks persepsi korupsi kita tahun 2021 adalah rangking 96 kalah dengan Timur Leste atau jauh di bawah Malaysia rangking 62.
Indeks jaminan makanan negara agraria bernama Indonesia adalah ranking 69 jauh di bawah Malaysia ranking 39.
Sebuah negara maritim yang masih impor garam, negara agraris yang masih impor pisang dan negara yang luas masih impor daging lembu dan bahkan merujuk CNBC, saat ini Indonesia masih impor beras.
Harga BBM, minyak goreng dan sebahagian besar harga sembako di Malaysia lebih murah dari di Indonesia.
Dan anehnya lagi rakyat Indonesia menjual kelapa sawit mereka ke Malaysia karena harganya lebih mahal dari harga di Indonesia. Karet dan sebagainya di ekspor ke negara yang sama tetapi di Malaysia harganya labih mahal seperti ada mafia saja yang bermain di dalamnya. Padahal menurut Rizal Ramli kemakmuran orang Malaysia empat kali rakyat Indonesia dari segi aspek jumlah gaji dan sebagainya.
Menurut Dr Osman Muhammady tanda kehancuran sebuah negara itu ditandai dengan diperlukannya penjaga untuk menjaga penjaga. Harapkan pegar pegar makan padi kata peribahasanya. Apa tujuan asalnya polisi dibentuk dan apakah tujuan itu jauh panggang dari api sekarang? Lihatlah bagaimana hukum dalam system rule of law dapat dikalahkan oleh individu sang penegak hukum. Bacalah kisah benar Brigadir J, KM 50 dan banyak lagi.