Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia (5)
Islam memelopori perkembangan sains di dunia. Banyak ilmuwan Muslim yang menyumbangkan penemuan-penemuan ilmiah yang bermanfaat hingga kini.
Az Zahrawi misalnya. Ia adalah orang pertama yang menemukan Teori Pembedahan dengan menciptakan dan menggunakan suntik dan alat-alat bedah. Ia mendirikan tempat praktik dengan pemeriksaan statistik dengan tempat melipat yang menyerupai tempat cermin muka teleskop pada masa kemudian. Ia juga menggunakan cermin muka (teleskop ringan).
Disebutkan dalam bukunya “at-Tashrif liman Ajiza’an Ta’lif” yang diterjemahkan ke bahasa Latin negara Italia oleh Gerardo dengan judul “al-Tasrif.” Materi-materi kedokteran sempurna tentang dasar-dasar pembedahan di Eropa, semua diketahui dalam kitab ini. Az Zahrawi telah menguraikan pembedahan yang kemudian mempengaruhi ilmu bedah di dunia Barat. Seorang pakar ilmuwan besar di bidang anatomi tubuh, Hallery mengatakan, ”Seluruh pakar bedah Eropa sesudah abad 16 menimba ilmu dan berpatokan pada pembahasan ini (buku az-Zahrawi).”
Selain itu, ada Ibnu Sina (428H). Ia adalah orang yang pertama menemukan ilmu tentang parasite dan mempunyai kedudukan tinggi dalam dunia kedokteran modern. Ia orang pertama yang menjelaskan radang otak pertama dan membedakan dengan radang otak kedua. Ia juga menemukan penyakit amandel, penyakit kanker, kanker jantung, payudara, pembengkakan limpa dan sebagainya.
Ibnu Sina juga ahli bedah. Ia melakukan praktik bedah yang rumit, seperti pembedahan kanker pada periode permulaan, bedah kelenjar tenggorokan dan batang tenggorokan, pengobatan wasir, hernia dan lain-lain. Ia juga menjelaskan tentang penyakit yang menimpa wanita, seperti keguguran, peradangan limpa, penggumpalan darah, pembusukan rahim akibat kelahiran yang sukar atau kematian janin dan lain-lain. Ibnu Sina juga ahli di bidang gigi. Ia menjelaskan luar biasa tentang gigi dan seputar lubang gigi.
Juga ada Ibnu Haitsam. Ia terkenal dengan bukunya “al Manazhir” (Optik). Buku ini menggambarkan penglihatan mata secara detil. Ia menulis masalah mata hampir 24 materi. Beberapa buku, risalah dan makalahnya hilang. Buku-buku yang tersisa ditemukan di perpustakaan Istanbul dan London. Buku al Manazhir ini menjadi rujukan dasar di bidang ilmu mata sampai abad ke 17, sesudah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Ia juga adalah orang pertama yang meletakkan teori pantulan cahaya, mengulas pecahnya cahaya dalam perjalanannya dan seterusnya. Ibnu Haitsam adalah orang pertama yang mendesain dan menciptakan kamera, yang disebut dengan Camera Obscura.
Ilmuwan Islam yang terkenal meletakkan dasar-dasar ilmu aljabar adalah al Kawarizmi (846M). Kitab al Khawarizmi adalah “al Jabar al Muqabalah”, sebuah buku induk yang berpengaruh sangat besar dalam ilmu aljabar. Dalam mukadimahnya ia menjelaskan bahwa ia diminta Khalifah al Ma’mun untuk menulis buku ini. Kemudian buku ini diterjemahkan ke bahasa Latin oleh Gerald de Cramona. Kemudian naskah tersebut disebarkan dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris di Londok pada 1851M. Istilah algoritma juga disandarkan pada al Khawarizmi. Ia juga menemukan angka nol. Temuan ini memudahkan ilmu hisab dan matematika.
Al Jazari (1184M) terkenal sebagai penemu jam pertama. Ia menulis buku tentang teknik pembuatan jam ini. Bukunya berjudul “al Jami’ baina al Ilmu wa al Amal Nafi’ fi Shanaati Hil.” Buku ini oleh Donald R Hill diterjemahkan dalam bahasa Inggris pada tahun 1947. Jam yang digunakan al Jazari adalah anak patung yang bisa bergerak sendiri yang mengisyaratkan perjalanan waktu.
Dalam bidang filsafat, terkenal ilmuwan Muslim: al Kindi, al Farabi, Ibnu Sina dan Ibnu Rushd. Al Farabi disebut-sebut filsuf paling besar kaum Muslim. Ia dikenal sebagai guru kedua dalam pelajaran buku-buku Aristoteles. Ia terkenal di kalangan orang-orang Eropa dengan nama Alpharabius. Di antara buku al Farabi yang terkenal adalah Ara’ ahlu al Madinah al Fadhilah. Buku ini menjelaskan dengan bagus tentang aturan masyarakat manusia. Ia juga membahas tentang ilmu kalam dan aqidah, fiqih dan tasyri’ dan lain-lain. Buku-bukunya diterjemahkan dalam bahasa Latin dalam abad pertengahan dan diterbitkan di Paris pada 1638. Buku-bukunya mempunyai pengaruh yang besar di Eropa dalam bidang filsafat.
Ibnu Khaldun dikenal sebagai penemu ilmu sosiologi. Seorang pakar ilmu sosial terkenal, Ludwig Gumplowics mengatakan,”Kami ingin membuktikan bahwa sebelum Auguste Comte, bahkan sebelum sebelum Fico yang dikehendaki bangsa Italia sebagai orang pertama penemu ilmu sosial kemasyarakatan di Eropa, telah datang seorang Muslim yang mendalaminya, yang mempelajari dasar-dasar ilmu sosial dengan akal pemikiran yang seimbang. Ia mendatangkan objek ilmu ini dengan pemikiran yang dalam. Apa yang ditulisnya itu adalah ilmu yang sekarang disebut ilmu sosiologi.Walaupun demikian sejarah ilmu sosiologi dianggap ditemukan di Perancis yang dijadikan ukuran pertumbuhan pertama dalam ilmu tersebut. Mereka berpura-pura bodoh, tidak mengerti pencipta pertama yang sebenarnya dalam ilmu ini, yang telah memberikan pemahaman dan menguak penjelasan ilmu tersebut.” Auguste Comte banyak mengambil dari pemikiran dan teori Mukaddimah Ibnu Khaldun.
Nama asli Ibnu Khaldun adalah Abu Zaid Abdurrahman bin Khalid (Khaldun) al Hadrami. Ia lahir di Tunisia pada Ramadhan 732H. Ia melanglang buana ke Fez, Granada, Tlemcen, Spanyol, Mesir dll. Kedatangannya ke Mesir ini dimuliakan oleh Sultan Zahir Barghug. Ia menjadi wali qadhi Malikiyah, menjadi qadhi sampai seperempat abad (784-808H) hingga ia wafat dan dimakamkan di sana. Ia berumur 67 tahun.
Ibnu Khaldun tumbuh dalam lingkungan ilmu. Ia hafal Al-Qur’an sejak anak-anak. Ayahnya adalah pendidik pertamanya. Ia belajar pada ulama-ulama terkenal di masanya. Ia menjadi pegawai penulisan pada negeri Bani Marwan, tapi ia tidak puas dengan pekerjaan itu. Lalu Sultan Abu Anan, penguasa Maroko al Aqsha menetapkannya sebagai anggota Majelis Ilmu di daerah Fez. Disinilah terbuka peluangnya untuk belajar kepada para ulama dan sastrawan, dan kemudian melakukan perjalanan ke Tunis, Spanyol dan Maroko.