Sunni-Syiah: Menjembatani Perbedaan dalam Semangat Ukhuwah Islamiyah

Imam Al-Syafi’i (2010, hlm. 89 & 113) berkata:
اذا نحن فضلنا عليا فاننا # روافض بالتفضيل عند ذوي الجهل
وفضل ابي بكر اذا ما ذكرته # رميت بنصب عند ذكري للفضل
فلا زلت ذا رفض ونصب كلاهما # بحبيهما حتى اوسد في الرمل
يا ال بيت رسول الله حبكم # فرض من الله في القران انزله
يكفيكم من عظيم الفخر انكم # من لم يصل عليكم لا صلاة له
اذا في مجلس نذكر عليا # وسبطيه وفاطمة الزكية
يقال تجاوزا يا قوم هذا # فهذا من حديث الرافضية
برئت الى المهيمن من اناس # يرون الرفض حب الفاطمية
Jika kami mengutamakan Ali, maka kami
Adalah ‘Rafidhah’ menurut orang-orang yang bodoh (karena mengutamakan).
Dan jika aku menyebut keutamaan Abu Bakar,
Aku dituduh ‘Nashib’ saat menyebut keutamaan itu.
Maka, aku tak akan berhenti menjadi ‘Rafidh’ dan ‘Nashib’ sekaligus,
Dengan cinta kepada keduanya, sampai aku terbujur di dalam pasir (kubur).
Wahai Ahlul Bait Rasulullah, cinta kalian
Adalah kewajiban dari Allah yang diturunkan dalam Al-Qur’an.
Cukuplah bagi kalian kemuliaan besar bahwa kalian adalah
Orang yang jika tidak bersalawat kepada kalian, salatnya tidak sah.
Jika di suatu majelis kami menyebut Ali,
Dan kedua cucunya (Hasan dan Husain), serta Fatimah yang suci,
Dikatakan: “Berlebihanlah wahai kaum, ini adalah
Dari ucapan kaum Rafidhah.”
Aku berlepas diri kepada Yang Maha Mengatur (Allah) dari orang-orang
Yang menganggap ‘Rafidh’ adalah cinta kepada Fatimah.
Demikian, Wallāhu a’lam.
Zuhaili Zulfa, Mahasiswa asal Pemalang, Jawa Tengah.