Surat Cinta untuk Mas Anies Baswedan
Jadikanlah Indonesia Menjadi Teladan bagi Negara-Negara Lain
Assalamualaikum warahmatullahi wabakatuh,
Semoga mas Anies senantiasa mendapat rahmat dan hidayah dari Allah dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
Mas Anies, saya buat surat ini karena kecintaan saya pada mas Anies. Karena saya ingin mas Anies kalau jadi presiden tidak salah dalam mengambil keputusan. Karena saya ingin Mas Anies dapat menjadi teladan bagi pemimpin di dunia Islam dan dunia lainnya.
Mas Anies tentu paham bahwa Indonesia ini adalah ditakdirkan Allah menjadi negara yang penduduknya paling besar umat Islamnya di dunia. Ini adalah seperti amanah agar tanah air kita ini menjadi teladan bagi bangsa-bangsa yang mayoritasnya Muslim di dunia. Dan bahkan menjadi teladan juga bangsa-bangsa lainnya.
Menjaga amanah ini tidak mudah. Di zaman internet ini, seorang pemimpin bukan hanya disorot dari kebijakannya, tapi juga dari kepribadiannya. Pemimpin akan disorot pribadinya, keluarganya, teman-teman dekatnya dan juga kebijakan yang akan diambil kepada rakyatnya.
Pribadi mas Anies saya lihat menarik. Cinta kepada ilmu, cinta kepada manusia, senang membantu orang, dan senang membuat orang lain bahagia. Sebuah pribadi yang dimiliki para pemimpin yang baik.
Mas Anies tentu paham pemimpin yang terhebat di dunia dalam sejarah adalah Nabi Muhammad Saw. Ia lebih baik daripada Lenin, Mao Ze Dong, Gamal Abdul Nasser, Obama, Soekarno, dan lain-lain. Nabi Muhammad adalah pemimpin para Nabi. Para Nabi adalah orang-orang yang dipilih Allah menjadi ‘role model’ bagi manusia. Menjadi teladan bagi manusia dalam menjalani kehidupan.
Rasulullah Saw menjadi teladan ketika menjadi suami, ketika berbisnis, ketika menjadi guru, ketika bergaul dengan sahabat-sahabatnya, ketika menjadi panglima perang dan ketika menjadi kepala negara.
Seorang penyair Jerman, Goethe, menyatakan, ”Kalau Islam begitu, maka dengan demikian kami adalah kaum Muslimin. Ya siapa saja yang berkeutamaan, luhur budi pekertinya, maka dia adalahh seorang Muslim. Hanya saja agama Muhammad itu seluruhnya adalah keikhlasan, agama kemasyarakatan, dan pengayom anak-anak manusia. Jadi agama Muhammad itu berbeda dengan agama-agama lainnya.”
Dieterici, seorang orientalis Jerman dan dosen Bahasa Arab menyatakan, ”Sesungguhnya ilmu alam, ilmu falak, dan berbagai ilmu matematika yang telah menghidupkan Eropa pada abad ke 10 Masehi, diambil dari Qurannya Muhammad. Sebenarnya Eropa berhutang budi kepada Islam yang dibawa Muhammad itu. Kalau saja bertindak adil terhadap Islam, tentulah kita akan mengikuti pelajaran dan hukum yang ada padanya, karena sebagian besarnya tidak terdapat pada ajaran yang lain… Dengan mengamati Muhammad, jelaslah bahwa dakwahnya itu tidak lain kecuali datang dari langit. Kita menyatakann demikian, kalau sekiranya kita bersikap adil dengan apa yang didakwahkannya. Bagi siapa yang menuduh Muhammad denngan tuduhan pemalsu, maka hendaklah ia menuduh dirinya sebagai pengecut, dungu, dan tidak berani mengungkapkan apa yang sudah diakui kebenarannya.”
Bertly Sant Hiller, seorang orientalis dari Dresden Jerman menyatakan, ”Muhammad adalah seorang kepala negara yang senantiasa memperhatikan kehidupan bangsa dan kebebasannya. Dia ‘menjatuhkan hukuman kepada orang-orang melakukan tindak pidana’ sesuai dengan zamannya dan keadaan masyarakat yang liar, di sana Nabi hidup di tengah-tengah mereka. Nabi berdakwah kepada agama yang mentauhidkan pengabdian kepada satu Tuhan. Dalam dakwahnya ia bersikap lunak dan penuh kasih sayang, meskipun terhadap musuh-musuhnya. Dalam pribadinya bersemi dua sifat luhur yang pernah disandang oleh jiwa kemanusiaan, yaitu keadilan dan kasih sayang.”
George Bernard Shaw (1817-1902). Kabarnya, ia menulis buku dengan judul Muhammad, yang telah dibakar pemerintah Inggris, diantara isinya adalah, “Dunia sangat membutuhkan seorang yang berfikiran seperti Muhammad. Nabi ini telah menempatkan agamanya dalam terhormat dan tersanjung. Ia merupakan agama terkuat untuk menggulung semua peradaban, kekal abadi untuk selama-lamanya. Aku melihat banyak diantara bangsaku yang telah menganut agama ini dengan sadar, dan aku yakin agama ini akan menemukan lahan subur dalam benua ini, yaitu Eropa.”
Ia juga menyatakan, “Kalau dunia ini ingin selamat dari kejahatan-kejahatannya, maka cepat-cepatlah ia memeluk agama ini. Ia suatu agama perdamaian, gotong royong dan agama keadilan di bawah naungan syariat yang beperadaban dan teratur rapi. Tidak ada masalah apapun di dunia ini, melainkan dilukiskan dan ditimbang dengan timbangan yang tidak mengenal salah sama sekali. Aku telah menyusun sebuah buku dengan judul Muhammad, namun begitu ia diterbitkan langsung dilarang penyebarannya karena tradisi Inggris.”