#Menuju Pilpres 2024NUIM HIDAYAT

Surat Cinta untuk Mas Anies Baswedan

Cendekiawan Barat, Michael H Hart dalam bukunya “100 Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah”, menempatkan Muhammad sebagai tokoh nomor satu. Ia menyatakan,” Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar 100 Tokoh yang Berpengaruh di Dunia mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya bagi sebagian yang lain. Tapi saya berpegang pada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad satu-satunya manusia yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi. Berasal usul dari keluarga sederhana, Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar di dunia, agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang pemimpin Tangguh, tulen dan efektif. Kini tiga belas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam serta berakar.”

Nabi membangun masyarakatnya dengan terlebih dahulu menanamkan keyakinan yang benar. Keyakinan bahwa di alam ini ada Zat Yang Maha Hebat, Tuhan Allah Yang Maha Kuasa yang menguasai segalanya. Yang menguasai manusia dan alam sekitarnya. Keyakinan adanya Tuhan ini mengakibatkan manusia menjadi merdeka. Manusia menjadi hanya tunduk kepada perintah dan menjauhi larangan Nya. Menjadi manusia yang rendah hati kepada manusia yang lain. Manusia-manusia anti Tuhan atau ateis adalah manusia yang sombong, karena dia menuhankan akalnya sendiri. Dia tidak sadar bahwa akal bukan dia dan orang tuanya yang menciptakan. Al-Qur’an menyatakan,”Apakah kamu tidak melihat mereka yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhan?” Ateisme menyebabkan hilangnya moralitas pada diri manusia. Karena ia mengingkari Tuhan, menyebabkan tidak ada hal yang boleh dan tidak boleh dalam kehidupan. Pengingkaran kepada Tuhan menyebabkan kehidupan jadi kacau. Kaum ateis tidak mengenal pentingnya kejujuran. Jujur dan bohong ia lakukan seenaknya, sesuai kepentingannya.

Mas Anies, alhamdulilah Indonesia ini penduduknya mayoritas beragama Islam. Sayangnya di antara yang mayoritas itu, hanya minoritas yang benar-benar memahami Islam, memahami Al-Qur’an. Al-Qur’an dibaca, kadang dihapalkan tapi tidak dipahami maknanya. Membaca Al-Qur’an memang berpahala, tapi memahami maknanya (dan mengamalkannya) jauh lebih besar pahalanya. Al-Qur’an adalah makna. Ia adalah makna terbaik dari semua buku yang ada di dunia. Di dalamnya ada nilai-nilai terbaik, hukum-hukum terbaik, sastra terbaik, kisah sejarah terbaik, teladan-teladan manusia terbaik dan lain-lainnya.

Jadi pekerjaan berat yang harus dilakukan pertama adalah mengislamkan orang Islam dahulu. Maknanya menyadarkan kaum Muslim agar menjadi teladan dalam kehidupan. Teladan dalam mendidik anak, teladan dalam mendidik keluarga dan teladan dalam mendidik masyarakat. Jangan sampai menjadi orang Islam, akhlaknya buruk, perangainya kasar, senang dengan kebodohan dan hal-hal yang buruk lainnya. Dengan kaum Muslim menjadi teladan, maka Islam menjadi rahmatan lil alamin. Kondisi seperti ini, akan menyebabkan orang-orang non Islam dapat berbondong-bondong masuk Islam. Insyaallah.

Orang-orang non Islam lihat kaum Muslim bukan lihat Al-Qur’an atau buku-bukunya. Tapi melihat perilakunya, melihat akhlaknya. Kalau kaum Muslim akhlaknya hebat, kaum Muslim akan bertanya dari mana akhlak Islam hebat itu didapat? Dari Al-Qur’an. Maka mereka akan mempelajari Al-Qur’an.

Bila mas Anies nanti menjadi presiden, jangan ragu untuk mengadakan dialog atau debat kitab suci. Adakan debat nasional tentang kitab suci. Hadirkan para pakar-pakar kitab suci dari berbagai agama. Ajak mereka berdialog dan berdebat. Saya yakin bila diadakan dengan terbuka, masyarakat akan menemukan kitab suci yang benar, yang otentik yang dapat menjadi pedoman hidup manusia. Masyarakat akan menemukan Al-Qur’an lah satu-satunya kitab suci yang otentik, sesuai dengan fitrah manusia dan penuh kemukjizatan. Mukjizatnya personal, menyentuh relung hati mereka yang merenungkan dan memahami maknanya.

Mas Anies yang dirahmati Allah, jumlah kemiskinan di negeri kita kini sekitar 60 juta. Suatu jumlah yang tidak sedikit. Hampir dua kali lipat penduduk Malaysia. Di tengah-tengah banyaknya jumlah penduduk yang miskin itu, banyak pejabat yang bermewah-mewah. Gaji dan tunjangannya 200 juta, 300 juta dan bahkan kabarnya ada yang menerima lebih dari satu miliar per bulan.

Ini adalah ketidakadilan yang harus segera diatasi. Dengan puluhan juta penduduk miskin di Indonesia, maka saya mengusulkan jumlah tunjangan dan gaji seluruh pejabat di tanah air (termasuk presiden, Menteri, DPR, Direktur Bank BUMN dll) tidak boleh lebih dari 50 juta. Pejabat yang pendapatannya lebih dari 50 juta per bulan harus diturunkan. Bila gaji pejabat negara di tanah air diturunnkan semua, saya yakin tiliunan uang negara bisa untuk membantu masyarakat miskin di Indonesia.

Bukan hanya itu, dengan gaji yang dipangkas itu akan mendorong para pejabat itu berhemat dan melatih mereka agar tidak boros dan punya empati dengan orang miskin. Para pejabat yang punya empati kepada orang miskin hamper mustahil korupsi. Korupsi terjadi karena adanya ketamakan dalam diri manusia. Ketamakan ini bisa dihilangkan dengan mengajak pejabat untuk melihat dan membantu orang-orang miskin baik di desa maupun kota.

Masalah Pendidikan, tentu mas Anies ahlinya. Cuma saya mengusulkan agar untuk umat Islam, pendidikan ilmu apapun tidak dilepaskan dari Al-Qur’an. Pengajaran sains yang di Barat disekulerkan (dilepaskan dari agama), maka di tanah air harus disatukan dengan Al-Qur’an. Banyak mukjizat-mukjizat Al-Qur’an tentang sains -baik sains alam maupun sains sosial- harus disampaikan kepada murid dan mahasiswa.

Anak-anak Muslim lulus SD harus shalatnya benar dan bisa membaca Al-Qur’an. Lulus SMP tidak boleh meninggalkan shalat. Anak-anak SMA dan mahasiswa harus dilatih untuk shalat tahajud dan memahami tafsir Al-Qur’an. Akhlak murid dan mahasiswa harus diteladankan oleh para guru dan dosen.

Murid dan mahasiswa dikembangkan untuk menjadi pemuda-pemuda yang shaleh, cerdas dan kreatif. Shaleh diisi dengan ilmu-ilmu keislaman. Cerdas diisi dengan ilmu bahasa, sains, matematika, kimia dan lain-lain. Sedangkan kreatif diisi dengan pelajaran ketrampilan, melukis, manajemen dan lain-lain.

Yang terpenting guru disadarkan bahwa ia mempunyai tugas yang mulia. Tugas yang mulia ini tidak akan berhasil, kecuali para guru juga mempunyai kemuliaan. Guru mempunyai keteladanan yang dibanggakan murid-muridnya.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button