Surat Terbuka kepada Paus Fransiskus di Vatikan
Kuawali surat ini dengan Bismillahirrahmanirrahim. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Semoga surat ini dapat membantu Bapak Paus mendapat hidayah dari Tuhan Yang Pengasih, Allah SWT.
Bapak Paus, mungkin Bapak sudah pernah membandingkan antara Bibel dan Al-Qur’an. Mungkin Bapak sudah membaca berbagai buku tentang Islam, baik yang isinya positif maupun negatif. Mungkin Bapak juga sudah mengamati perilaku banyak orang Islam yang menjengkelkan.
Bapak yang insyaallah dapat hidayah dari Allah, marilah kita merenung sejenak tentang tingkah laku kaum Katolik dalam sejarah manusia. Di abad pertengahan, kaum Katolik telah membuat resah masyarakat Eropa. Dimana saat itu ‘gereja dengan kaum bangsawan’ melakukan konspirasi untuk memeras rakyat kecil. Dengan sewenang-wenang saat itu gereja melakukan kezaliman yang terus menerus terhadap rakyat, mulai dari pemerasan sampai pembunuhan para ietelektual yang pendapatnya bertentangan dengan gereja.
Pada Perang Salib, tantara-tentara Kristen Katolik melakukan kekejian yang luar biasa. Kaum Muslim di Palestina yang ‘tidak mengerti apa-apa’ tiba-tiba diserang dan dibunuh dengan keji. Ribuan kaum Muslim terbunuh dan diceritakan dalam sejarah darah menggenang di sekitar Masjidil Aqsha sampai ke ‘lutut’.
Tahun 1490-an gereja Katolik juga melakukan kekejian yang sulit diterima akal sehat. Kaum Muslim Andalusia yang banyak memberikan ilmu kepada masyarakat Eropa (dunia), tiba-tiba dibantai dengan keji. Ratusan ribu kaum Muslim saat itu terbunuh. Peristiwa inkuisisi yang mengerikan ini dipelopori oleh Raja Ferdinand, Ratu Isabella dan para pendeta Katolik.
Peristiwa yang mengerikan dalam sejarah dunia ini, akhirnya membuat Paus Paulus dan kawan-kawannya minta maaf. Mereka mengakui kesalahan besar mereka dalam penyebaran Bibel dan ambisi kekuasaan mereka dalam suatu wilayah.
Di Timor Timur, kaum Katolik yang dipimpin Uskup Belo juga melakukan konspirasi dengan asing (Australia dll) untuk memisahkan diri dari negara Indonesia. Di Irian nampaknya mereka melakukan hal yang sama, sayangnya saya tidak mempunyai data yang cukup untuk hal ini.
Kini (mungkin sejak tahun 2000-an), Katolik berubah. Mereka yang tadinya suka bersekutu dengan militer, raja atau penguasa, kini lebih merakyat. Mereka’meniru umat Islam’, melakukan strategi cinta kasih. Mereka menggarap media massa, pendidikan, budaya dan ekonomi masyarakat secara serius.
Maka jangan heran banyak sekolah Katolik yang berprestasi. Perpustakaan-perpustakaan yang dibangun mereka juga membanggakan. Jaringan ekonomi mereka juga sangat kuat. Kompas dan Trubus adalah contoh keberhasilan mereka dalam pengembangan media massa, pendidikan, budaya dan ekonomi.
Perubahan dari strategi merangkul militer ke ‘merangkul rakyat’ ini tentu patut kita syukuri. Tapi bukan berarti dalam diri Kristen Katolik permasalahan selesai. Sekitar 330.000 anak dilaporkan menjadi korban pelecehan pastor dan pejabat Gereja Katolik Prancis selama tujuh dekade terakhir.
Dikutip dari Associated Press, informasi ini didapatkan dari laporan penyelidikan Komisi Independen untuk Pelecehan Seksual di Gereja (CIASE), pada Selasa (5/10/2021), dilansir CNN.
Laporan ini memperkirakan ada 216.000 anak di bawah umur dilecehkan sejak 1950 sampai 2020. Namun, jumlah ini diperkirakan meningkat hingga 330.000, dengan memasukan identitas korban maupun pelaku yang bukan pastor, tetapi memiliki hubungan dengan Gereja, seperti sekolah agama ataupun program pemuda.