Survei Utting Research Unggulkan Ganjar, Olahan Pabrik Kecurangan?
Bisakah dipercaya hasil survei Utting Reserch Australia yang menggunggulkan Ganjar Pranowo? Belum bisa dipercaya di tengah situasi pilpres yang penuh kelicikan sekarang ini. Karena itu, saya mencoba melakukan investigasi sebisanya.
Untuk sementara ini, bersikap skeptis adalah yang terbaik. Tegasnya, jangan langsung percaya. Tentu dengan berbagai alasan, nalar dan naluri.
Utting Research menempatkan Ganjar di posisi tertinggi, 34%. Prabowo Subianto 33%, dan Anies Baswedan 27%. Survei tatap muka langsung itu dilakukan 12-17 Juni 2023. Respondennya 1,200 orang, tersebar di 34 provinsi secara proporsional.
Ada bebepa poin yang perlu dicermati. Termasuk siapakah Utting Risearch? Mengapa tiba-tiba ada lembaga survei Australia yang merilis survei? Siapa mitra lokal mereka di Indonesia, dan apakah ada pesanan? Dan kalau ada, dari siapa?
Mari kita dalami. Pertama, Utting Research berkantor di Sydney. Alamat lengkapnya: Suite 105, Level 1, 332 Oxford Street, Bondi Junction. Kalau dilihat di foto Google street view April 2021, gedung tempat Utting Research berkantor merupakan “rented property” (gedung sewaan) berbentuk unit-unit komersial.
Di bagian depan terlihat beberapa papan nama. Ada “Income Tax Professionals”, ada “ICD Computer”, kemudian ada klub bela diri “Gracie Barra”. Plang nama yang terbesar adalah “HiIQ Tutoring Centre”. Terus ada “Hair Privilege”, lalu ada “Health Space” yang kelihatannya menyediakan tempat gimnastik.
Tidak terlihat papan nama “Utting Research”. Ada kemungkinan mereka tidak memasangnya di luar gedung.
Kedua, jika dibaca profil Utting Research di situs “Linked-in”, perusahaan ini disebut sangat bergengsi dan terpercaya. Direkturnya, John Utting, dikatakan dekat dengan sejumlah perdana menteri, CEO, pejabat eksekutif tingkat tinggi, pengambil keputusan, dan orang-orang penting.
Perusahaan riset ini utamanya menyediakan jasa riset pasar. Di situs resminya disebutkan riset unggulan Utting adalah perbankan dan keuangan, pertambangan dan energi, infrastruktur, telekomunikasi, kesehatan, pelayanan disabilitas dan lansia, serta berbagai merek minuman. Juga disebutkan jasa riset politik lokal, negara bagian, nasional maupun internasional. Namun, Utting lebih dikenal sebagai perusahaan riset bisnis dan pasar.
Ketiga, untuk survei yang menempatkan Ganjar pada posisi teratas itu, patut dipertanyakan apakah ini murni pekerjaan Utting Research atau berkolaborasi dengan perusahaan riset Indonesia. Kelihatannya, berkolaborasi lebih masuk akal. Sebab, kecil kemungkinan petugas orang bule Australia mewawancarai responden di berbagai kota Indonesia.
Nah, kolaborasi itulah yang sangat mungkin menjadi celah yang menodai indepedensi hasilnya. Sebab, publik tidak tahu siapa mitra Utting di Indonesia. Dan sebagaimana kita pahami selama ini, tidak ada satu pun lembaga survei Indonesia yang bisa dipercaya independensinya. Dalam arti, sangat mungkin para petugas di lapangan yang melaksanakan permintaan Utting itu melakukan kecurangan dalam wawancara maupun dalam memasukkan (input) data.
Keempat, yang juga dipertanyakan adalah mengapa sampai perlu menghadirkan perusahaan riset Australia untuk membuat peringkat para bacapres yang diunggulkan? Apakah Utting Research datang sendiri tanpa ajakan ataukah atas permintaan dari sesuatu pihak di Indonesia?