Susu Ikan Aroma Cuan?
Demikianlah konsekuensi logis dari sistem demokrasi kapitalisme. Sistem politik demokrasi yang berbiaya mahal sehingga menjadikan penguasa terpilih sebagai perpanjangan tangan korporasi dan oligarki. Merekalah yang membesarkan dan memberikan tampuk kekuasaan bagi pemimpin terpilih. Wajar jika kebijakan yang lahir justru berpihak pada korporasi dan oligarki, bukan pada rakyat.
Kenyataan ini akan berbeda 180 derajat dengan sistem Islam. Sistem yang berasas akidah Islam dengan aturan yang bersumber dari Allah SWT., Pencipta sekaligus Pengatur manusia dan alam semesta. Sistem yang meletakkan tanggung jawab pengurusan rakyat di pundak para pemimpinnya. Dan jabatan kepemimpinan tersebut bukan hanya urusan dunia namun juga akhirat.
Para pemimpin di sistem Islam melayani rakyat dengan ikhlas dan memberikan perhatian khusus pada kualitas generasi. Sebab generasi adalah pembangun peradaban mulia. Untuk itu diperlukan generasi yang sehat dan kuat fisiknya serta berkepribadian Islam.
Beberapa strategi yang akan dijalankan pemimpin berparadigma Islam, dalam mewujudkan kedaulatan pangan demi melahirkan generasi berkualitas dan unggul.
Pertama, membuka lapangan pekerjaan yang luas bagi kepala keluarga sehingga para ayah bisa memenuhi pangan keluarga dengan baik. Kedua, memberikan dukungan penuh pada sektor produksi pangan baik penyediaan lahan juga sarana prasarana. Ketiga, menjaga distribusi pangan yang merata. Keempat, membangun industri alat produksi pangan hingga terbangun kemandirian dan kedaulatan pangan.
Kas Baitul mal negara bersistem Islam kaffah sangat mumpuni untuk menjalankan semua strategi. Bahkan mampu menjamin kesejahteraan rakyat termasuk pemenuhan pangan bergizi pada seluruh rakyat individu per individu. Wallahu a’lam. []
Mahrita Julia Hapsari, Aktivis Muslimah Banua.