Syakur dan Tim Jokowi
“Kearifan umat beriman telah kulepaskan
Kini kupelajari kearifan umat yang murtad
Kearifan umat yang murtad adalah kebohongan dan tipu muslihat
Apakah kebohongan dan tipu muslihat? Perusak jiwa dan penegak tubuh
Inilah kearifan yang membebaskan diri dari tali Iman
Dan tersesat jauh dari rumah Cinta
Orang-orang yang mengikuti jalan Firaun ini
Berpikir seperti budak mengikuti kehendak majikannya
Dengan cara yang memikat, pendeta dan ulamanya
Menafsirkan agama menurut kemauan kaisarnya
Kesatuan umat dipecah belah dengan program pembeoannya”
***
Di tengah-tengah gencarnya kampanye pluralisme agama ini, kaum Muslim mesti harus tetap berpegang teguh pada Islam. Pada Al-Qur’an, Sunnah dan ijtihad ulama atau kaum cendekia yang saleh.
Dengan akhlak mulia, kita yakin bahwa Islam tetap akan mewarnai Indonesia dan dunia. Lihatlah ‘masjid-masjid penuh’ di Eropa dan Amerika. Gereja-gereja banyak dijual, karena banyak masyarakat di sana yang sudah tidak percaya Bibel lagi. Masyarakat yang akalnya maju dan mau untuk mempelajari Al-Qur’an, mereka hampir pasti masuk Islam.
Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci di dunia yang terjaga keotentikannya. Satu-satunya kitab suci yang mudah dipahami dan dihafalkan. Satu-satunya kitab suci yang bahasanya sama dengan bahasa Nabi yang membawanya.
Kaum Muslim yang memahami Al-Qur’an mustahil akan berpindah kepada agama lain. Kaum non Muslim yang mencoba mendalami ‘kitab sucinya’, justru banyak yang pindah ke agama Islam. Hanya Islam lah agama yang melakukan ibadah kepada Tuhannya dengan serius, lima kali sehari. Hanya Islam lah yang mempunyai teladan Nabi yang mulia yang mengajarkan cara hidup mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi.
Bagaimanapun program Tim Jokowi dalam mengampanyekan pluralisme agama, insyaallah akan menemui kegagalan. Sebab kaum Muslim ingin meniru Rasulullah yang berjuang tidak kenal lelah selama 23 tahun untuk menyebarluaskan kemuliaan Islam.
Seperti dinyatakan Rasululullah di awal-awal dakwahnya, “Wahai Paman, Demi Allah, kalau pun matahari diletakkan di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku, agar aku meninggalkan perkara ini (penyampaian risalah), sehingga Allah memenangkannya atau aku binasa, pastilah tidak akan aku meninggalkannya.”
Janji Allah kepada RasulNya benar. Hanya dalam waktu 13 tahun, Islam telah mendapat tempat yang luas di masyarakat Madinah. Dalam waktu kurang dari 100 tahun Islam telah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Dan dengan damai sampai ke bumi Nusantara yang indah ini. Dengan damai pula, insyaallah akan mewarnai kembali tanah air dan dunia kembali.
Selamat tinggal kaum yang tidak punya kebanggaan terhadap Islam. Tidak bangga terhadap Rasulullah dan Al-Qur’an, anak cucumu akan menyesalimu.