Syukur dan Sabar, Dua Karakter yang Harus Melekat
Bogor (SI Online) – Manusia diberi nikmat yang begitu banyak oleh Allah SWT. Seandainya kita mau menghitung nikmat yang diberikan tentu tidak akan mampu.
“Oleh karena itu, kita diingatkan untuk terus mensyukuri nikmat. Dan puncaknya nikmat itu beriman dan berislam dan kita Istiqomah. Orang yang Istiqomah akan diberikan perlindungan dari Allah baik di dunia maupun akhirat. Orang yang Istiqomah juga akan menghadirkan ketenangan hidup,” ujar KH Didin Hafidhuddin dalam kajian tafsir di Masjid Al Hijri Kota Bogor, Ahad (14/10/2018).
Selain nikmat, setiap muslim juga diberikan ujian. Dan sikap sabar diperlukan dalam menghadapi berbagai ujian. “Orang Islam yang dibanggakan Nabi yaitu kalau ditimpa musibah ia ikhlas dan bersabar, kalau diberi nikmat ia bersyukur,” jelas Kyai Didin.
Ia mengingatkan agar setiap muslim menjadikan syukur dan sabar sebagai karakter yang melekat. “Jadikan sabar dan syukur sebagai ‘pakaian’ kita. Siapapun kita dan apapun jabatannya, apabila melaksanakan dua karakter ini maka akan dibanggakan dan dikagumi Rasulullah SAW,” ungkapnya.
Menjelaskan sebuah hadis, Kyai Didin mengatakan bahwa setiap Muslim itu dalam kondisi apapun bisa membuahkan hikmah yang baik. “Ketika diberi nikmat ia bersyukur, itu baik buatnya. Ketika diuji ia bersabar, itu juga baik buat dirinya. Jadi segala kondisi bagi seorang Muslim bisa mendatangkan pahala,” tuturnya.
Terkait sikap syukur, Kyai Didin menjelaskan bagaimana implementasi rasa syukur. Pertama, meyakini bahwa segala sesuatu yang dimiliki adalah pemberian dan karunia Allah. Ilmu, pangkat, jabatan, harta dan segala sesuatu yang dimilikinya.
Kedua, senantiasa merasa keberhasilannya adalah karunia Allah dan juga dukungan dari kedua orang tua. “Karena itu orang beriman pasti akan senantiasa menghormati, menghargai dan mendoakan kedua orang tua agar keduanya mendapat rahmat Allah dan pengampunannya,” jelasnya.
Ketiga, selalu beramal kebaikan yang diridhai Allah untuk menjadi hamba yang bermanfaat bagi orang lain, lingkungan sekitar bahkan negaranya. Keempat, selalu membimbing, mengarahkan, mendidik anak-anaknya agar menjadi anak-anak sholeh sholehah, sukses dan bahagia di dunia dan di akhirat.
“Kemudian, kita juga dianjurkan selalu beristighfar dan bertobat dari segala bentuk kesalahan dan dosa, baik yang disadari maupun yang tidak disadari,” tandas Kyai Didin.
red: adhila