NASIONAL

Papua Lebih Urgen dari pada Pindah Ibu Kota

Jakarta (SI Online) – Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin meminta agar Jokowi untuk lebih mengutamakan permasalahan Papua. Mengesampingkan isu pemindahan ibu kota. Terlebih lagi, pemindahan ini membutuhkan tenaga banyak. Implementasinya juga masih cenderung jauh.

“Jangan meremehkan isu Papua dengan isu lain yang lebih populer, contohnya pemindahan ibu kota. Sudahlah, urus tuntas persoalan Papua dulu, jangan soal pemindahan ibu kota ya. Apalagi soal biayanya yang juga tampaknya masih sulit,” ungkap Din Syamsuddin di gedung MUI Pusat, Jl Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (28 Agustus 2019).

Oleh karena itu, melihat situasi yang sekarang, Din Syamsuddin memandang isu Papua memiliki urgensi yang lebih dari pemindahan Ibu Kota. Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini, mengimbau Pemerintah Indonesia, mengenai Papua, untuk menindak secara serius.

“Sebaiknya, Presiden dan Pemerintah mengerahkan daya upaya dan pikiran untuk menyelesaikan masalah Papua. Masalah ini serius, serius sekali, terutama bagi kehidupan kebangsaan kita,” kata Din.

Din mengatakan, isu Papua sangat penting bagi nilai persatuan Indonesia. Maka dari itu, sekali lagi, meminta Pemerintah untuk menyelesaikannya secara dialogis persuasif, tetapi berkeadilan.

Sebelumnya mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) HM Amien Rais menyebut Free West Papua Movement telah mengagendakan pembahasan tentang referendum di Papua di persidangan Majelis Umum PBB.

“Jadi, pesan saya kepada Pak Jokowi, lihat United Liberation Movement for West Papua—- Gerakan Pembebasan untuk Papua Barat, sudah mengagendakan agar referendum disidangkan untuk Majelis Umum yang akan datang—-Desember tahun ini. Jadi hati-hati, jangan anggap remeh,” kata Amien Rais dalam sambutannya di Milad ke-21 Partai Amanat Nasional (PAN) yang digelar di Kolong Tol Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (23 Agustus 2019) lalu.

Amien Rais khawatir, jika Papua lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), bukan tidak mungkin Indonesia akan bernasib seperti Uni Sovyet dan Yugoslavia.

“Negara besar seperti Uni Sovyet dan Yugoslavia yang tampaknya kuat ekonominya, kuat militernya, kuat intelijennya, kuat kepolisiannya dan lain-lainnya kuat, bisa runtuh hanya dalam tempo minggu atau bulan saja,” ungkapnya.

Karena itu, kemudian Amien Rais meminta, demi menjaga keutuhan NKRI agar pemerintah tidak menganggap sepele persoalan Papua. Terlebih dengan kondisi saat ini, tambah Amien Rais, warga Papua sedang marah akibat mendapat perlakuan rasialis.

“Seorang tokoh Papua bahkan sampai mengatakan, kalau memang Papua mau dibuang di NKRI, maka dia (Papua) juga mau membuang NKRI dari Papua. Jangan main-main,” kata Amien.

Oleh sebab itu, Amien Rais meminta Jokowi menunda pembahasan pemindahan ibu kota yang bukan prioritas, dan fokus menyelesaikan persoalan di Papua untuk menghindari disintegrasi.

“Jadi, Pak Jokowi jangan kemaruk punya ibu kota baru, jangan. Jangan macam-macam, yang lain bisa ditunda. Tapi tolong, Papua jangan sampai terlambat,” kata Amien.

red: m halwan
sumber: gatra

Artikel Terkait

Back to top button