Tagar #KaburAjaDulu: Keresahan Menjangkiti Generasi

Gambaran penerapan syariat Islam secara kaffah tampak di masa lalu. Jika menengok sejarah emas peradaban Islam di masa Khalifah Harun Ar-Rasyid, beliau berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dengan luar biasa. Saat kepemimpinannya dilanjutkan oleh anaknya Al-Ma’mun, lahir banyak ilmuwan muslim yang penemuannya berpengaruh di dunia. Seperti Al-Khawarizmi ahli matematika. Beliau yang pertama kali menemukan angka nol dan algoritma. Selain itu, ada Tsabit bin Qurrah, beliau ilmuwan yang meneliti gerakan bintang dan membuat jam matahari serta kalender tahunan berdasarkan sistem matahari. Khalifah Al-Ma’mun membiayai banyak ilmuwan untuk bisa mengembangkan ilmu pengetahuan, riset dan teknologi (Wikipedia).
Begitu pula kesejahteraan tampak pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Sejarahnya sangat terkenal karena kehidupan beliau yang sederhana. Beliau mampu membuat masyarakatnya hidup berkecukupan. Bahkan, saat beliau wafat tidak ada masyarakat yang mau menerima zakat karena sudah sejahtera. Kondisi ini tersebut jelas tidak akan terwujud tanpa sistem/aturan yang baik.
Oleh karena itu, fenomena brain drain tidak akan muncul jika Syariat Islam dijadikan sebagai standar hukum dan sistem kehidupan. Masyarakat akan hidup dengan sejahtera. Para penguasa pun akan amanah dengan tanggung jawabnya.
Allah SWT,. bahkan berfirman: “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi…” (Al-A’raf ayat 96) []
Anisa Rahmi Tania, S.Pd., Aktivis muslimah tinggal di Sumedang.