Tak Ada ‘Privilege’ untuk Putra-Putri Amirul Mukminin (1)
Amirul Mukminin Umar bin Khathab melarang anggota keluarganya memanfaatkan fasilitas-fasilitas umum yang dikhususkan negara bagi sekelompok rakyat. Umar khawatir bila anggota keluarganya mengkhususkan fasilitas tersebut untuk mereka.
Umar juga tidak membiarkan putra-putrinya mendapatkan keistimewaan, memperoleh dan mengumpulkan harta dengan memanfaatkan kedudukan mereka sebagai putra seorang penguasa (Amirul Mukminin).
Abdullah bin Umar bercerita, “Aku pernah membeli beberapa ekor unta dan kugiring ke tempat pengembalaan. Setelah unta-unta itu besar dan gemuk, aku mengambilnya.”
Abdullah selanjutnya bercerita, “Tatkala Umar pergi ke pasar, ia melihat beberapa ekor unta yang berbadan gemuk.
“Siapa pemilik unta-unta ini?” tanya Umar. Dikatakan kepada Umar, “Unta-unta ini adalah milik Abdullah bin Umar.”
Kemudian, Umar mengatakan kepada saya, “Wahai Abdullah bin Umar, Anda hebat! Hebat….Anda adalah seorang putra Amirul Mukminin! Ada apa dengan unta-unta ini?”
Kujawab, “Dulu, unta-unta ini kubeli dan kukirim ke tempat pengembalaan sebagaimana dilakukkan kaum muslimin.”
Umar berkata, “Mereka pasti mengatakan, “Gembalakanlah unta-unta milik putra Amirul Mukminin! Berilah minum unta-unta milik putra Amirul Mukminin! Hai Abdullah, ambillah modalmu dan masukkanlah sisanya (keuntungannya) ke Baitul Mal kaum muslimin!.”
Pada bagian lain, Abdullah bin Umar bercerita, “Dulu, saya ikut dalam perang Jalula, perang melawan Persia. Saat itu, saya membeli sebuah barang dari hasil rampasan perang seharga 40 ribu dirham. Setelah saya bertemu dengan Umar, ia bertanya, “Bagaimana pendapatmu sekiranya kamu dilemparkan ke neraka, lalu ditanyakan kepada kamu, “Tebuslah barang ini! Apakah kamu akan menebusnya dengan barang itu?”
Kujawab, “Demi Allah, tidak ada sesuatu yang menyusahkan Anda melainkan saya akan menebus untuk Anda dari hal tersebut.”
Umar berkata, “Aku ini seolah-olah menyaksikan rakyat pada saat mereka menjalankan transaksi jual beli. Mereka mengatakan, “Ini adalah Abdullah, sahabat Rasulullah, putra Amirul Mukminin dan orang yang paling dicintainya. Aku akan bagi dan aku akan dimintai pertanggung jawaban. Aku akan memberimu lebih banyak dari keuntungan yang diperoleh pedagang Quraisy. Kamu berhak mendapat untung satu dirham dari setiap satu dirham dari modalmu.”