Taliban Ajak Turki dan Dunia Bantu Rekonstruksi Afghanistan
Doha (SI Online) – Gerakan Taliban telah meminta Turki dan negara-negara dunia untuk membantu Afghanistan, beberapa hari setelah kelompok itu merebut kekuasaan di negara yang dilanda perang itu.
Berbicara dalam sebuah wawancara eksklusif dengan media Turki Anadolu Agency pada Rabu (25/8), Mohammad Naeem, juru bicara kantor politik Taliban di Qatar, mengatakan bahwa gerakan Afghanistan telah menjadi sasaran serangan media selama dua dekade terakhir dan telah ditolak haknya untuk membela diri.
“Turki adalah negara penting di dunia dan rakyat Turki adalah saudara se-Muslim dan kami menjaga hubungan sejarah, sosial dan budaya [dengan Turki],” kata Naeem.
Juru bicara Taliban itu mengatakan kelompoknya melakukan komunikasi dengan negara Turki. “Kami ingin menjalin hubungan baik dengan Turki dan mengembangkan hubungan ini di masa depan,” tambah dia.
Naeem mengatakan bahwa rakyat Afghanistan telah dirusak oleh perang selama empat dekade terakhir.
“Rakyat Afghanistan membutuhkan bantuan dan kami menyerukan semua negara, terutama Turki, untuk membantu rakyat dan negara kami,” tutur dia.
Juru bicara kelompok itu menambahkan bahwa Turki dapat “memainkan peran penting dan konstruktif di Afghanistan dalam hal pembangunan kembali negara yang dilanda perang”.
Taliban menguasai otoritas Afghanistan setelah mengambil alih ibu kota Kabul pada 15 Agustus, memaksa presiden dan pejabat tinggi lainnya meninggalkan negara itu.
Perebutan kekuasaan yang tak terduga memicu perpindahan penduduk secara masif dari Afghanistan, termasuk warga sipil yang membantu tentara atau kelompok asing.
Perang di Afghanistan berakhir
Naeem mengatakan tindakan Taliban di lapangan akan meyakinkan rakyat Afghanistan dan global. “Kami tidak memiliki banyak masalah di Afghanistan, karena kami bersama rakyat dan rakyat bersama kami, kami saling mengenal,” ujar dia.
Juru bicara Taliban itu mencatat bahwa masalah terbesar yang dihadapi Afghanistan adalah perang. “Perang telah mengganggu semua aspek kehidupan di Afghanistan,” kata Naeem.