Tanah Karo, Saksi Perjuangan Dai dan Minoritas Muslim
Mengajari Anak-Anak yang Tak Bisa Sekolah
Selain itu, UstazIqbal juga membina anak-anak yang tidak bisa sekolah formal. Ketiadaan biaya yang cukup juga membuat sebagian anak-anak binaannya tidak bisa mengenyam pendidikan di sekolah.
Ketidaksanggupan mereka terhadap biaya, membuat mereka tidak sekolah dan harus membantu orang tua di ladang. Awalnya anak-anak ini tidak pernah ke masjid, namun dengan semakin seringnya mereka melihat dakwah Ustaz Iqbal melalui kegiatan-kegiatan mengajinya di masjid, lama-lama mereka tertarik.
Ramadhan kemarin mereka datang ke masjid untuk ikut shalat tarawih dan ikut belajar. Bahkan, setelah ramadan pun mereka meminta Ustaz Iqbal agar tetap bisa mengajari mereka lagi.
Lelah pasti terasa setelah mereka membantu bekerja di ladang, sehingga terkadang mereka izin istirahat. Namun, meskipun masih Iqra’, mereka tetap semangat untuk belajar mengaji.
Sedikit demi sedikit Ustaz Iqbal ajarkan mereka tahsin dasar. Mulai setelah shalat Maghrib atau Isya, mereka belajar. Dengan sabar ia memperkenalkan huruf-huruf hijaiyyah satu per satu, masing-masing dieja, ditirukan, dan dibenarkan cara pengucapannya.
Nyatanya, keberadaan guru ngaji dan Al-Qur’an memiliki peran yang sangat penting dalam pembinaaan anak-anak di Tanah Karo ini, agar mereka terbentengi dari pengaruh negatif kemajuan zaman.
Besar harapan, tidak ada cita-cita lain melainkan terlahirnya generasi Qur’ani yang kelak bisa membangun negeri dan daerahnya di Tanah Karo, Sumatera Utara ini.
red: farah abdillah