Tangkapi Para Muslimah, Upaya Israel ‘Jinakkan’ Palestina
Ramallah (SI Online) – “Doakan saya.” Demikian teriak Shaza Majed Hassan kepada keluarganya saat diseret pasukan penjajah Israel dari rumah orang tuanya. Mahasiswi Palestina ini ditangkap setelah pasukan penjajah Israel meyerbu rumah orang tuanya. Kalimat terakhit itu telah meninggalkan kesedihan luar biasa di hati keluarganya.
“Jika seseorang mendengar kata-kata ini dan hatinya tidak hancur, maka dia bukan manusia, dan dia tidak ada hubungannya dengan Palestina. Gadis itu, yang berada dalam cengkeraman tangan-tangan para serdadu penjajah Israel, berteriak meminta bantuan dengan doa. Ini adalah kesedihan yang tak terlukiskan dan tidak bisa dilupakan. Akan tetap ada di benak setiap orang yang bebas dan terhormat.” Demikian Abdul Fattah Badir menggambarkan aksi penangkapan yang dialami gadis Shaza Hassan.
Penukaran diri
Jamal Tawil, ayah dari wartawati Bushra Tawil, yang ditangkap pasukan penjajah Israel beberapa hari yang lalu, mengatakan, “Penangkapan dan penahanan anak-anak perempuan yang dilakukan penjajah Israel harus dihentikan, baik melalui langkah resmi, aksi rakyat dan faksi-faksi Palestina. Karena penjajah Israel tidak lagi memiliki garis merah dalam kebijakan penangkapan. Masalah ini sangat berbahaya. Penangkapan dan penahanan anak perempuan, siapapun dia, bukanlah masalah yang mudah. Siapa saja yang pernah mengalami rasa sakit ini tahu dengan pasti seberapa parah dan kerasnya penderitaan itu pada jiwa manusia.”
Eks tawanan Palestina ini menambahkan, “Saya menawarkan kepada perwira intelijen penjajah Israel yang memimpin penangkapan putri saya, agar mereka menangkap saya sebagai ganti putri saya Bushra Tawil. Walaupun baru tiga hari saya dibebaskan dari penjara Israel. Saya berusaya untuk menukar diri saya dengan putri saya Bushra melalui penawaran ini. Saya serius dan sungguh-sungguh tentang penawanan ini. Sebagai manusia, ketika dia melihat putrinya di tangan para tentara dan serdadu penjajah Israel yang menyeretnya ke mobil patroli, dengan mata tertutup, tentu hatinya akan copot dan mengalami shock.”
Jamal Tawil meminta pentingnya dilakukan tekanan terhadap penjajah Israel dari semua pihak. “Tidak ada alasan bagi siapa pun dalam masalah ini. Terutama karena penangkapan itu dilakukan karena suka-suka, tergantung suasana hati penjajah Israel, dan tidak ada hubungannya dengan masalah keamanan. Dalih dan alasan yang disampaikan intelijen penjajah Israel saat penangkapan Bushra adalah karena dia dianggap mengganggu penjajah Israel lensa kamera dan kata-katanya. “
Menjinakkan rakyat Palestina
Sementara itu Sheikh Majed Hassan, ayah dari Shaza Hassan, mahasiswi di Universitas Birzeit, memposting di halamannya berita tentang penangkapan putrinya Shaza, bersama dengan adegan video keluarga saat putrinya berteriak kepada penjajah Israel dan tentaranya, Shaza meminta untuk mengenakan jaket sambil menghadap ke arah keluarga dengan mengucapkan “doakan saya”.
“Dinas intelijen Israel Shin Bet memiliki rencana untuk menjinakkan rakyat Palestina dengan menangkap anak-anak perempuran dari dalam rumah mereka. Sekaligus merupakan pesan rasis dari negara penjajah ini, yang sedang melakukan terorisme terorganisir terhadap gadis-gadis muda Palestina,” ungkap eks tawanan Walid Houdali.
Dia menyatakan bahwa dalih yang digunakan penjajah Israel ketika mereka menangkap anak-anak gadis Palestina di pos-pos pemeriksaan adalah bahwa mereka mencoba melakukan operasi penikaman. Sedangkan dalih yang digunakan ketika mereka menangkap anak-anak gadis Palestina dari rumah-rumah mereka adalah karena mereka melakukan kegiatan ekstrakurikuler di dalam kampus, atau sebagai akibat dari kegiatan jurnalistik dan media mereka.
Dia menambahkan, “Hal ini mengungkap kepalsuan dan kebohongan penjajah Israel tentang motif jahatnya dalam menundukkan rakyat Palestina. Setiap keluarga Palestina, pasti ada anak gadis mereka yang ditangkap pasukan penjajah israel. Sehingga menjadi semacam siklus kesedihan, kecemasan dan ketakutan. Karena Shin Bet dan para petugasnya melakukan tindakan apa saja terhadap tawanan pria dan wanita di pusat-pusat penyelidikan.”
16 ribu penangkapan
Menurut organisasi hak asasi manusia dan yang khusus menangani penangkapan wanita Palestina, selama pendudukan penjajah Israel atas Palestina, lebih dari 16 ribu wanita Palestina (dari yang di bawah umur hingga usia lanjut) ditangkap dan ditahan di dalam penjara penjajah Israel. Selama periode Intifadhah Palestina pertama pada tahun 1987, terjadi penangkapan terbesar terhadap para wanita Palestina, mencapai hampir tiga ribu wabita Palestina.
Selama bertahun-tahun pendudukan Israel di wilayah Palestina, operasi penangkapan bervariasi, kadang-kadang meningkat dan kadang-kadang turun. Jumlah wanita Palestina yang masih ditahan di dalam penjara penjajah Israel hingga tanggal 11 Desember 2019 mencapai 49 orang.
sumber: infopalestina