PARENTING

Tantangan Menjadi Orang Tua di Zaman Fitnah

Dunia hari ini bukanlah dunia yang sama seperti yang dialami generasi sebelumnya. Kita hidup di zaman fitnah, di mana keburukan dibungkus dengan kemasan yang tampak indah, dan kebenaran justru dipinggirkan.

Orang tua menghadapi tantangan luar biasa dalam mendidik anak-anak mereka. Normalisasi pergaulan bebas, ideologi liberalisme yang menjauhkan anak dari syariat Islam, serta arus media sosial yang tanpa filter telah melahirkan generasi yang cenderung bebas, jauh dari nilai-nilai agama, dan mudah terpengaruh tren sesat.

Lihatlah bagaimana media dan sistem pendidikan saat ini membentuk pola pikir anak-anak kita. Pacaran dianggap sebagai bagian dari perkembangan normal, bahkan dalam usia sekolah dasar. Seks bebas dinormalisasi atas nama kebebasan pribadi.

Ideologi feminisme dan liberalisme menjauhkan anak-anak kita dari konsep keluarga dalam Islam, menjadikan mereka lebih mendewakan kebebasan dibandingkan ketaatan kepada Allah. Tak hanya itu, teknologi yang seharusnya menjadi alat kemajuan justru menjadi pintu masuk berbagai konten beracun yang merusak akhlak dan pola pikir mereka.

Tragisnya, banyak orang tua yang pasrah. Sebagian menyerah dengan keadaan, sebagian lagi justru mengikuti arus. Tidak sedikit yang berpikir bahwa membebaskan anak dalam memilih jalan hidupnya adalah bentuk kasih sayang. Padahal, ini adalah jebakan pemikiran sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan.

Namun, Islam tidak membiarkan umatnya kehilangan arah. Sejarah telah menunjukkan betapa pentingnya peran orang tua dalam membentuk generasi.

Lihatlah bagaimana Al-Khansa, seorang ibu Muslimah, mendidik keempat putranya hingga mereka menjadi mujahid sejati. Ketika semua putranya gugur dalam Perang Qadisiyah, ia tidak meratap, justru bersyukur karena mereka mati dalam keadaan membela Islam.

Lalu, bagaimana kita bisa menjadi orang tua pejuang di zaman fitnah ini? Berikut beberapa strategi yang bisa dilakukan:

1. Tanamkan Aqidah Sejak Dini

Anak-anak harus memahami sejak kecil bahwa hidup mereka adalah untuk beribadah kepada Allah. Jika aqidah mereka kuat, tidak ada arus ideologi yang bisa menggoyahkan mereka.

2. Bangun Kedekatan dengan Anak

Jangan biarkan anak mencari validasi di luar rumah. Orang tua harus hadir dalam kehidupan mereka, menjadi teman diskusi yang membimbing dengan ilmu dan hikmah.

3. Ajarkan Jihad Melawan Syahwat dan Hawa Nafsu

Di zaman ini, menolak gaya hidup bebas adalah bentuk jihad. Anak harus diajarkan bahwa menahan diri dari godaan dunia adalah bagian dari perjuangan mereka sebagai Muslim.

4. Filter Lingkungan dan Pergaulan Anak

Jangan biarkan anak tumbuh di lingkungan yang merusak akhlaknya. Pastikan mereka berada dalam komunitas yang mendukung nilai-nilai Islam.

5. Didik dengan Ketegasan dan Kasih Sayang

Rasulullah ﷺ mencontohkan keseimbangan dalam mendidik anak. Kasih sayang tidak berarti membiarkan mereka dalam kebebasan tanpa batas, tetapi mengarahkan mereka dengan tegas agar tetap berada di jalan yang benar.

Menjadi orang tua di zaman fitnah bukanlah perkara mudah, tetapi inilah medan perjuangan kita. Jika kita hanya sibuk mengejar pendidikan duniawi bagi anak-anak kita tanpa membekali mereka dengan iman yang kokoh, maka kita telah gagal sebagai orang tua.

Sudah saatnya kita meneladani Al-Khansa dan ibu-ibu Palestina yang tidak hanya membesarkan anak-anak, tetapi juga menjadikan mereka pejuang Islam sejati. Karena sejatinya, pendidikan anak dalam Islam adalah bagian dari jihad kita sebagai orang tua. Wallahu a’lam bishowab.

Selvi Sri Wahyuni M.Pd

Artikel Terkait

Back to top button