Tawakal Bukan Berarti Tidak Usaha
Contohnya, ada seorang murid yang ingin memiliki nilai tinggi di ujiannya. Maka, untuk meraihnya ia harus berusaha dengan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Ia belajar dengan gigih, fokus dan pantang menyerah, untuk hasilnya mau jelek atau bagus, Ia serahkan kepada Allah. Jika sesuai dengan keinginannya, maka ia bersyukur. Jika sebaliknya, ia harus bersabar dan ikhlas.
Ada banyak dalil-dalil lain yang menjelaskan tentang wajibnya tawakal. Sebagai umat Islam kita harus bertawakal setiap saat dan tetap berusaha ketika beramal. Tentu mengamalkan konsep tawakal secara benar tidaklah mudah, yang pertama harus kita lakukan adalah memahami tujuan dari penciptaan manusia, yaitu untuk beribadah kepada Allah serta memenuhinya. Sehingga kita menjadi yakin bahwa Allah akan selalu membersamai kita dalam kondisi apapun.
Kesimpulannya adalah secara qadarullah manusia memiliki cita-cita, dengan mengamalkan sifat tawakal maka kita harus menjadikan Allah sebagai satu-satunya tempat berserah diri dengan tetap memperhitungkan usaha, karena tawakal berkaitan dengan keimanan seorang muslim. Jika ia mengingkari, maka ia termasuk orang kafir. Wallahu a’lam bisshawab.
Aqila Ghania Syaakirah