NUIM HIDAYAT

Teknik Al-Qur’an Membuat Manusia Hebat

Rasulullah juga mempunyai definisi cerdas yang menarik. Sabda Rasulullah Saw,

مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا، وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ

“Orang yang cerdas adalah yang mengevaluasi dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah.” (HR: Al-Tirmidzi)

Misi Islam salah satunya adalah mencerdaskan manusia. Maka orang-orang di zaman Rasulullah yang tidak mau masuk Islam, dikatakan orang bodoh (jahiliyah). Orang-orang kafir mungkin ada yang bergelar profesor atau doktor, mereka pintar secara duniawi. Tapi kalau mereka tetap kafir dan tidak mau masuk Islam maka menurut Al-Qur’an mereka adalah orang yang bodoh. Sebab mereka tidak mau mencari agama yang benar, dengan membandingkan kitab suci atau nabinya.

Orang yang cerdas akan dihormati orang. Sedangkan orang yang bodoh akan dihinakan dalam hidup ini. Orang yang cerdas dapat memberikan ide-ide segar untuk memperbaiki kehidupan manusia. Orang yang cerdas dapat menjadi pemimpin, sedangkan orang yang bodoh biasanya hanya menjadi pak turut saja.

Bagaimana Al-Qur’an membangun orang menjadi kreatif? Sahabat-sahabat Rasulullah yang kehidupannya Qurani, penuh dengan kreativitas. Abu Bakar ketika menjadi khalifah berani untuk memerangi orang yang memisahkan shalat dan zakat. Umar bin Khattab berani membuat terobosan shalat tarawih berjamaah di masjid 23 rakaat. Ustman bin Affan berani mengambil keputusan untuk membukukan Al-Qur’an, agar terjadi kesamaan bacaan Al-Qur’an. Ali bin Abi Thalib dengan kreativitas kalimat-kalimatnya, hingga kini perkataanya menarik perhatian kaum cendekia.

Sayidina Ali di samping jago perang juga fasih ketika berbicara. Kumpulan perkataannya, surat-surat dan khotbahnya dibukukan dalam kitab Nahjul Balaghah (Jalan Kefasihan). Sekelompok Yahudi pernah mencoba mengetes kecerdasan Ali bin Abi Thalib. Ali ditanya tentang mana yang lebih utama ilmu atau harta. Ilmu kata Ali. Ilmu warisan para Nabi, harta warisan Firaun, Qarun dan Kawan-kawannya. Ilmu bila diberikan bertambah, harta kalau diberikan berkurang. Ilmu menjaga kamu, harta kamu harus menjaganya. ‘Ilmu menerangi hati, harta sering menggelapkan hati’. Yang jelas kita melihat, harta di tangan orang berilmu manfaat, harta di tangan orang bodoh mudharat.

Ketinggian makna dan sastra Al-Qur’an, membuat akal kita terus berpikir bila menyimak Al-Qur’an. Misalnya dalam surat ar Rahman,

اَلرَّحْمٰنُۙ عَلَّمَ الْقُرْاٰنَۗ خَلَقَ الْاِنْسَانَۙ عَلَّمَهُ الْبَيَانَ

(Allah) Yang Maha Pengasih, telah mengajarkan Al-Qur’an. Dia menciptakan manusia. Dia mengajarinya pandai menjelaskan. (QS. ar Rahman 1-4)

Di surat ar Rahman ini bila kita perhatikan Allah lebih dulu mengajarkan Al-Qur’an daripada menciptakan manusia. Maknanya apa? Maknanya adalah Al-Qur’an itu adalah seperti ‘buku petunjuk manual’ bagi manusia. Ibarat produsen mobil, mereka mengeluarkan buku petunjuk manual mobil itu agar mobil itu digunakan secara benar, dirawat dengan benar, dan dikenali bagian-bagian dalam dan luar secara benar.

Maka Al-Qur’an ini adalah solusi bagi kehidupan manusia, bila manusia mau hidup damai lahir dan batin (bahagia dunia dan akhirat). Semua masalah manusia yang mendasar, dipecahkan oleh Al-Qur’an.

Allah SWT berfirman,

وَيَوْمَ نَبْعَثُ فِي كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا عَلَيْهِمْ مِنْ أَنْفُسِهِمْ ۖ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيدًا عَلَىٰ هَٰؤُلَاءِ ۚ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ

(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kaum Muslim). (QS. an Nahl 89)

Mereka yang terbiasa merenungkan ayat-ayat Al-Qur’an akan menjadi manusia yang kreatif. Akal bila sering digunakan untuk berpikir, maka ia menjadi kreatif. Bila jarang digunakan, ia menjadi tumpul daya kreativnya.

Al-Qur’an itu selalu memberikan pencerahan bagi akal (dan hati) manusia. Bila kita mendalami makna Al-Qur’an, maka akan sering mendapatkan makna ‘wow amazing’. Itulah mukjizat Al-Qur’an, yang sering membuat kita berkata wow. Menyentuh akal tertinggi dan relung hati manusia terdalam.

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button