Tenaga Medis Kekurangan APD, Pemerintah Kemana?
Di tengah wabah virus corona atau Covid-19 yang melanda di berbagai wilayah Indonesia, kebutuhan APD (Alat Pelindung Diri) bagi tenaga medis semakin meningkat. Hal ini membuat kurangnya APD bagi tenaga medis di berbagai rumah sakit. APD merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan.
Akibat kurangnya APD, beberapa tenaga medis secara miris terpaksa menggunakan jas hujan dan kantong sampah sebagai pengganti APD. Jika penggunaan APD tidak sesuai SOP, maka justru dikhawatirkan tenaga medis terlular virus Covid-19.
Cara penguasa negeri ini menghadapi virus Covid-19 menunjukkan bahwa negeri kita tidak memiliki kesiapan dari awal untuk menghadapi pandemi ini. Bahkan pemerintah kita menjadikan Corona sebagai bahan lelucon di berbagai kesempatan.
Sejak kemunculan virus Covid-19 di China akhir Desember lalu, penguasa negeri ini masih tenang-tenang saja dan mengira bahwa tidak mungkin virus ini akan menyebar ke Indonesia. Namun, sikap peremehan ini justru berujung pada penyebaran virus Covid-19 yang diluar ekspektasi. Padahal jika penguasa bisa mengantisipasi penyebaran virus ini dari awal dengan kebijkan yang cepat dan tepat maka penyebarannya tidak akan separah ini.
Tidak bisa dipungkiri untuk menyiapkan ini memang membutuhkan dana yang tidak sedikit. Oleh karena itu, penguasa negeri ini juga akan berpikir dua kali jika akan menggunakan uangnya disaat kondisi utang yang banyak dan keinginan pindah ibukotanya. Saat ini kita sebagai rakyat tidak bisa berharap banyak kepada negara, sehingga kita yang bergantung pada diri sendiri. Sehingga tidak bisa disalahkan ketika ada orang memakai APD ke mall. Begitu juga saat beberapa pihak menggalang donasi untuk menyediakan APD bagi tenaga medis.
Tampak benar bahwa rakyat negeri ini harus bergantung satu sama lain untuk bertahan hidup. Sementara negaranya tidak bisa diharapkan sama sekali oleh rakyat. Mereka melakukan hal itu karena takut akan keselamatan dirinya, yang negara tidak menjaminnya sama sekali. Negara juga tidak memahamkan kepada rakyatnya, tapi sibuk memikirkan keinginan pindah ibukota.
Melihat situasi seperti ini kita harus sadar, negara sedang melakukan kezaliman besar-besaran kepada rakyatnya. Bagaimana bisa penguasa di negeri muslim terbesar di dunia ini, tidak takut kepada Allah SWT? Apakah mereka yakin bahwa ketika diakhirat tidak akan dimintai pertanggung jawaban karena tidak mengurus urusan rakyat?
Elda Widya I. K.
Mahasiswi Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, Surabaya