Ternyata Susu Unta Lebih Bergizi Dibanding Susu Sapi
Jakarta (SI Online) – Australia dikabarkan tengah melakukan pemusnahan terhadap ribuan unta di negara itu. Mereka takut unta-unta itu akan menghabiskan air, sementara mereka saat ini sedang menghadapi kekeringan.
Di Australia, seperti dilansir BBC.com (12/07/2019) lalu populasi unta berjumlah lebih dari 1,2 juta ekor. Mereka hidup di alam liar, yang dianggap sebagai populasi liar terbesar di dunia.
Sebagian besar dari unta itu adalah unta Arab, yang memiliki satu punuk, spesies yang dipilih untuk produksi susu. Australia juga memiliki populasi unta Bactrian yang memiliki dua punuk.
Bicara tentang susu unta, ternyata lebih bergizi dibandingkan dengan susu sapi. Fakta menunjukkan susu itu lebih rendah lemak dan kolesterol, namun lebih kaya potassium, zat besi dan mineral seperti sodium dan magnesium.
Ini merupakan kesimpulan isi dokumen Konferensi Kelima Keselamatan Makanan Internasional di Dubai, yang diselenggarakan 22-25 Februari 2010 lalu di Dubai International Convention and Exhibition Center.
Dokumen itu menyebutkan, “Unta adalah bagian penting dalam tradisi dan kebudayaan Arab dan susunya adalah komponen makanan penting di Emirat dan negara lain Arab.”
Dokumen berjudul “Standrds for Camel Milk” ini diajukan oleh Fatima AbdulRahman, pemimpin Ahli Mikrobiologi Makanan di Laboratorium Pusat Dubai di Kotapraja Dubai, Uni Emirat Arab (UAE).
“Sekarang, susu unta sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia di banyak negara lain,” kata Fatima dalam dokumen itu.
“Terdapat 18 juta unta di dunia yang mendukung kelangsungan hidup manusia di daerah setengah tandus,” demikian antara lain isi dokumen itu sebagaimana dikutip Kantor Berita Uni Emirat Arab, WAM, itu.
Fatima mengatakan rasa susu unta biasanya manis dan tajam, tapi kadangkala terasa asin dan pada saat lain terasa berair.
“Kualitas susu dipengaruhi oleh jumlah anak unta, usia hewan tersebut, kadar hewan itu menyusui anak, kualitas dan jumlah makanan, serta jumlah air yang tersedia,” kata Fatima.
Ketika berbicara mengenai manfaat susu unta, Fatima mengatakan susu unta adalah sumber protein yang berlimpah dengan kegiatan perlindungan dan potensi antimikroba.
“Sebagian protein itu tak ditemukan pada susu sapi, kalaupun ditemukan hanya sedikit. Susu unta tak perlu dimasak sampai mendidih seperti susu sapi atau kambing. Susu unta, yang kaya akan rasa, harus diminum secara perlahan untuk memungkinkan perut mencernanya,” kata Fatima.
Ia mengatakan beberapa studi telah dilakukan sehubungan dengan komposisi susu unta.
“Semua studi tersebut menunjukkan bahwa kandungan lemak per unit susu unta adalah 1,8 persen-3,8 persen. Vitamin C dan Niacin jauh lebih tinggi pada susu unta. Kandungan vitamin dan protein berbeda pada susu unta. Namun jumlah laktosa pada susu unta sama dengan laktosa pada susu sapi,” papar Fatima.
“Susu unta berisi lebih sedikit vitamin A, B2, folic acid dan panthonthenic acid dibandingkan dengan pada susu sapi, yang dapat dipandang tak menguntungkan pada susunan susu unta,”lanjutnya.
Mengenai meminum susu unta mentah-mentah, ia mengatakan susu unta yang tak dimasak dapat menciptakan “brucellosis”.
“Bakteri brucellosis
menular ke manusia melalui produk susu yang tak diolah. Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi dan pencemaran lingkungan melalui darah hewan itu dan jaringan yang terinfeksi juga dapat mengakibatkan brucellosis
,” katanya.
Susu unta juga berumur lebih lama dibandingkan jenis susu lain karena adanya beberapa susunan khusus dan kuat.
“Temuan ini memiliki kepentingan besar bagi manusia yang hidup di daerah gurun, tempat instlasi pendingin tak tersedia. Nilai Lactoferrin dan immunoglobulin diperkirakan agak lebih tinggi pada susu unta dibandingkan dengan yang dilaporkan pada susu sapi,” kata Fatima.
Spesifikasi bagi susu unta itu disiapkan oleh Kotapraja Dubai setelah bekerjasama dengan Emirates Standards and Metrological Authority (ESMA), Emirates Industry for Camel Milk & Products dan Central Veterinary Research Laboratory di Dubai.
“Pentingnya spesifikasi ini menjadi pengejawantahan dari perawatan yang diberikan oleh negara dan disajikan oleh para tetuanya, bagi unta yang menjadi warisan kebudayaan negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC),” kata Fatima.
red: farah abdillah