Tidak Ada Balasan untuk Kebaikan Selain Kebaikan Pula
Banyak diantara kita yang masih enggan melakukan suatu kebaikan. Niat kebaikan dilakukan semata mata ada kepentingan yang lain, biasanya bersifat duniawi. Apapun bentuknya sebuah kebaikan yang sumbernya dari Allah dan RasulNya, pasti mendatangkan kebaikan pula, jika diniatkan ikhlas. Dampak dari berbuat kebaikan akan kita rasakan langsung didunia, belum lagi terhitung diakhirat kelak.
Dakwah adalah salah satu kebaikan yang utama diantara banyak kebaikan yang lain, karena apa? karena manusia paling mulia yaitu para Nabi dan Rasul pekerjaannya adalah dakwah, ulama dan para ustd penyeru dakwah adalah profesi kebaikan yang paling utama. Makanya jangan ragu untuk berdakwah, sampaikan kebaikan walau satu ayat atau satu hadits,
Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ta’ala ‘anhu, bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إن الْعُلُمَاءُ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ، إِنَّ اْلأَنْبِياَءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْناَرًا وَلاَ دِرْهَماً إِنَّمَا وَرَّثُوْا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu maka barangsiapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.” (Hadits ini diriwayatkan Al-Imam At-Tirmidzi di dalam Sunan beliau no. 2681, Ahmad di dalam Musnad-nya (5/169), Ad-Darimi di dalam Sunan-nya (1/98), Abu Dawud no. 3641, Ibnu Majah di dalam Muqaddimahnya dan dishahihkan oleh Al-Hakim dan Ibnu Hibban.
Sebagaimana hadits diatas bahwa barangsiapa mengambil warisan itu, yaitu ilmu dan sifat karakter nabi penyampai dan penerus risalah dakwah, maka sungguh itu semua merupakan warisan kebaikan yang sangat luar biasa.
Kita bisa baca sirah juga sejarah para Nabi Rasul para sahabat juga generasi penerusnya, betapa kebaikan kebaikan yang mereka kumpulkan menjadi bekal nyata didunia terlebih diakhirat dengan jaminan surga, pertanyaannya?maukah kita ambil bagian itu walau sedikit?
Allah Ta’ala, berfirman:
هَلْ جَزَآءُ الْإِحْسٰنِ إِلَّا الْإِحْسٰنُ
“Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula).” (QS. Ar-Rahman 55: Ayat 60)
Yakni tiadalah balasan orang yang berbuat kebaikan di dunia, melainkan akan memperoleh kebaikan pula di akhiratnya. Seperti juga yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
لِلَّذِينَ اَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ
Bagi orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. (Yunus: 26)
قَالَ الْبَغَوِيُّ: اَخْبَرَنَا اَبُو سَعِيدٍ الشَّريحِي حَدَّثَنَا أبو إسحاق الثعلبي أخبرني ابن فَنجُوَيه حدثنا ابْنُ شَيْبَةَ حَدَّثَنَا اِسْحَاقُ بْنُ اِبْرَاهِيمَ بْنِ بَهْرَام حَدَّثَنَا الْحَجَّاجُ بْنُ يُوسُفَ المُكْتَب حَدَّثَنَا بِشْر بْنُ الْحُسَيْنِ عَنِ الزُّبَيْرِ بْنِ عَدِيّ عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَرَاَ رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: هَلْ جَزَاءُ الإحْسَانِ اِلا الإحْسَانُ قَالَ: “هَلْ تَدْرُونَ مَا قَالَ رَبُّكُمْ ” قَالُوا: اللّٰهُ وَرَسُولُهُ اَعْلَمُ. قَالَ: “يَقُولُ هَلْ جَزَاءُ مَا اَنْعَمْتُ عَلَيْهِ بِالتَّوْحِيدِ اِلَّا الْجَنَّةُ”
Al-Bagawi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id Asy-Syuraihi, telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq As’-Sa’labi, telah menceritakan kepadaku Ibnu Fanjawih, telah menceritakan kepada kami Ibnu Syaibah, telah menceritakan kepada kami lshaq ibnu Ibrahim ibnu Bahram, telah menceritakan kepada kami Al-Hajjaj ibnu Yusuf Al-Maktab, telah menceritakan kepada kami Bisyr ibnul Husain, dari Az-Zubair ibnu Addi, dari Anas ibnir Malik yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. membaca firman-Nya: Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). (Ar-Rahman: 60) Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tahukah kalian, apakah yang dikatakan oleh Tuhan kalian?” Mereka (para sahabat) menjawab, “Allah dan RasulNya lebih mengetahui.” Maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Allah Ta’ala berfirman, “Tiadalah balasan bagi orang yang telah Kuberikan nikmat tauhid kepadanya selain dari surga.”
Mengingat hal yang telah disebutkan di atas merupakan nikmat-nikmat yang besar yang tidak sebanding dengan amal apa pun, bahkan itu merupakan kemurahan dan karunia dari-Nya belaka. Maka dalam firman berikutnya disebutkan:
فَبِاَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar-Rahman: 61)
Wallahu a’lam
Abu Miqdam
Komunitas Akhlaq Mulia