Tidak Perlu Pintar Asal Kenyang?
Seharusnya tanpa perlu diberi makan siang gratis, jika individu dibentuk menjadi generasi cemerlang yang mampu bersaing maka sungguh kestabilan ekonomi akan terjaga, dibarengi dengan moral dan agama sehingga tidak akan lagi kasus sadis yang dilakukan remaja.
Dalam Islam pendidikan tentunya akan dijunjung tinggi sesuai dengan sabda Rasul Saw, “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.”(HR Ibnu Majah).
Dari sini jelas terlihat prioritas negara akan pendidikan, murah bahkan gratis untuk seluruh rakyat. Sebab, naungan Islam negara wajib dan mampu untuk memenuhi hak rakyat akan pendidikan.
Semua individu mendapatkan kesempatan yang sama untuk dapat menikmati pendidikan pada berbagai jenjang, mulai dari dasar, menengah, hingga pendidikan tinggi tanpa membedakan latar belakangnya, baik Muslim maupun non-Muslim, baik miskin maupun kaya.
Dengan jangkauan pendidikan yang mudah, negara akan membuat rakyat hidup dibarengi ilmu yang mencetak generasi cemerlang. Di sisi lain, guru pun akan dimuliakan karena gaji yang sangat mahal. Terbukti dalam sejarah, madrasah Ash-Shahiliyah yang didirikan oleh Najmuddin Ayyub (1241 M), setiap pengajar di madrasah ini di gaji 40 Dinar (Rp 154.418.140) setiap bulannya, adapun oprasional para pengajar di beri 2000 Dinar (Rp7.720.907.000) tiap bulannya. (Husnul Muhadharah, Juz 2, hlm. 58).
Inilah solusi mendasar Islam dalam pembiayaan pendidikan. Solusi tuntas yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dasar. Bukan hanya aturan konyol yang tidak mampu memberi dampak pada pola pendidikan hari ini. Sungguh, hanya peraturan Islam yang mampu memberi kontrol pada sengkarutnya dunia pendidikan hari ini. Wallahu’alam bissawab.[]
Fajrina Laeli S.M, Aktivis Muslimah.