Tiru Orang Arab Jahiliyah, Panji Gumilang Sebut Al-Qur’an Bukan Kalamullah
اَمْ يَقُوْلُوْنَ افْتَرٰىهُ ۗقُلْ فَأْتُوْا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِّثْلِهٖ مُفْتَرَيٰتٍ وَّادْعُوْا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ فَاِلَّمْ يَسْتَجِيْبُوْا لَكُمْ فَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَآ اُنْزِلَ بِعِلْمِ اللّٰهِ
“Ataukah mereka mengatakan: Muhammad telah membuat-buat Al-Qur’an itu. Katakanlah: (Jika demikian), maka datanglah sepuluh surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar.’ Jika mereka (yang kamu seru itu) tidak menerima seruanmu itu, ketahuilah, sesungguhnya Al-Qur’an itu diturunkan dengan ilmu Allah.” (QS. Hud: 13-14).
Ketiga: Menantang mereka dengan satu surat saja dari Al-Qur’an, dalam firman-Nya:
اَمْ يَقُوْلُوْنَ افْتَرٰىهُ ۗ قُلْ فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّثْلِهٖ وَادْعُوْا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
“Atau (patutkah) mereka mengatakan, Muhammad yang telah mengada-adakannya. Katakanlah, “(Kalau benar yang kamu katakan itu, maka datangkanlah sebuah surat sepertinya.” (QS. Yunus: 38).
Bahkan, tantangan ini diulang lagi dalam firman-Nya:
وَاِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّنْ مِّثْلِهٖ
“Dan jika kamu (tetap) dalam keadaan ragu tentang Al-Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur’an itu…” (QS. Al-Baqarah: 23).
Dan ternyata, sejak zaman Al-Qur’an diturunkan hingga detik sekarang, tak ada seorang pun dan satu jin pun yang mampu menjawab tantangan Al-Qur’an ini.
Menurut Syekh Al-Qaththan, sebenarnya tantangan ini hanya ditujukan kepada manusia, tidak meliputi jin, karena jin bukan bangsa berbahasa Arab yang dalam gaya bahasa itu Al-Qur’an diturunkan.
Jin-jin itu disebut dalam firman Allah, “Katakan wahai Muhammad, jika seluruh manusia dan jin bersatu” untuk menunjukkan kehebatan mukjizat Al-Qur’an itu. Sebab andaikata manusia dan jin berkumpul dan bekerja sama tidak mampu menandingi, maka jika hanya jin atau manusia saja tentu akan lebih tidak mampu lagi.
Bangsa Arab, kata Syekh Al-Qaththan, dengan terpenuhinya potensi kebahasaan dan kekuatan retorika yang dinyalakan oleh semangat kesukuan dan dikobarkan oleh tungku fanatisme, andaikata telah dapat menandingi Al-Qur’an tentu hal demikian akan menjadi buah bibir dan beritanya akan tersiar di setiap generasi.